Sabtu, 25 April 2015

A.    SEJARAH SINGKAT PSIKOLOGI SOSIAL

1.      Masa prenatal (prakelahiran)
Cikal bakal kelahiran psikologi social mulai muncul ketika Lazarus & Steindhal (1860), mempelajari adat dan institusi masyarakat untuk menemukan “Human Mind” yang berbeda dari “Jiwa Individual” (bonner, 1953).pada tahun 1879 di Leipzig, Wund mendirikan labolatorium psikologi yang pertama di dunia dan menandakan ilmu psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri, terpisah dari filsafat. Pada tahun 1880, ia mempelajari psikologi rakyat. Eksperimennya antara lain, untuk menemukan proses mental yang lebih tinggi, hal-hal yang ia teliti tentang bahasa, tradisi, agama, seni, dan hokum. Sebagai seorang elementaris, ia berusaha menjelaskan psikologi rakyat itu ke dalam elemen-elemen. Menurutnya, masyarakat (rakyat/kelompok) memiliki “jiwa” yang berbeda dengan “jiwa individu”. Pandangan ini kemudian mempengaruhi pendapat Emile Durkheim (seorang sosiolog terkemuka) yang terkenal dengan teorinya “prilaku masyarakat” (jiwa kolektif). Menurutnya Masyarakat itu terdiri kelompok manusia yang hidup secara kolektif. Pengertian dan tanggapan-tanggapan bersifat kolektif tidak individual. Jadi, kehidupan kolektiflah yang dapat menerangkan gejala-gejala social atau gejala-gejala kemasyarakatan.
2.      Masa awal
Terbitnya dua buku psikologi social (1908), oleh: W.Mc Doughall menerangkan bahwa manusia berprilaku social karena nalurinya. Sedangkan Ross berpandangan bahwa manusia berprilaku social di akibatkan oleh tata aturan dalam masyarakat yang mesti di ikuti. Ia menerangkan prilaku social dengan teori struktur social.
Menurut F.Allport (1924): prilaku social bukan hanya di sebabkan insting, juga bukan hanya karena di pengaruhi oleh struktur social. Ia menggunakan pendekatan individual dalam memahami prilaku social.
3.      Masa perang dunia I dan II
Pada masa ini perhatian psikologi social berpinah ke arah studi tentang otoritarianisme (kekuasaan) (Baron & byrne, 1994). Setelah usai perang dunia, pandangan psikologi social beralih ke proses individual & psikologi social mulai mengkaji proses interaksi sosial. Maka muncullah psikologi Gestalt di Jerman (W. Kohler, K. Koffka dan M. Wertheimer), serta K. Lewin tokoh psikologi lapangan, mereka lari dari kejaran Nazi ke Amerika. Pelarian tokoh-tokoh psikologi ini menginspirasi penilitian tentang proses kesadaran (kognitif) dan pengaruhnya terhadap prilaku social individu.
4.      Masa kini
Pada tahun 1970-1980, psikologi social menghasilkan beragam penelitian yang sangat fenomenal dan bermanfaat, yaitu berbagai penelitian mengnai: atribusi, agresi, altruisme, sikap (attitude), gender (perbedaan jenis kelamin), diskriminasi seksual, psikologi lingkungan, psikologi massa dll. Juga berkembang psikologi terapan sperti : kesehatan, hokum, paedagogik, kepolisian dsb.
5.      Masa akan datang
Psikologi lintas budaya (cross culture psychology) menjadi jawaban yang komprehensif dalam beragam penelitian dan penerapan psikologi social di berbagai belahan dunia yang memang memiliki kultur yang berbeda antara satu Negara dengan Negara lainnya. Oleh karenanya perspektif teori-teori psikologi ketika memandang budaya lain bersifat universal terbantahkan, seprti kritik Malinowski terhadap teori Oedipus complex dari Freud yang pada waktu itu di anggap berlaku universal, bahwa anak laki-laki menaruh benci terhadap ayahnya, ternyata tidak berlaku di kepulauan Trobriand, papua nugini di mana anak-anak menaruh rasa benci terhadap paman mereka dari pihak ibu, bukan terhadap ayahnya seperti yang di temukan Freud di Wina. Menurut Malinowski bahwa rasa benci anak laki-laki remaja di Wina terhadap ayahnya bukan di sebabkan persaingan demi memperoleh rasa cinta ibu, melainkan mereka figure ayah merupakan penegak disiplin seperti halnya figure paman adalah penegak disiplin bagi anak di kepulauan Trobriand.

B.     DEFINISI PSIKOLOGI SOSIAL

Apakah yang di maksud dengan psikososial atau psikologi sosial? Psikologi sosial adalah psikologi dalam konteks sosial. Secara etimologi kata psikologi berasal dari bahasa yunani, yang terdiri dari dua kata, yaitu psyche yang berarti jiwa, dan logos yang berarti ilmu. Jadi, secara umum kata psikologi dapat di artikan sebagai suatu studi yang mempelajari tentang jiwa. sedangkan sosial di sini berarti interaksi antar individu atau antar kelompok dalam masyarakat.
·         Menurut Sherif & Muzfer (1956), psikologi adalah ilmu tentang pengalaman dan prilaku individu dalam kaitannya dengan situasi stimulus sosial.
·         Menurut Allport (1968), psikologi sosial adalah upaya untuk memahami dan menjelaskan bagaimana pikiran, perasaan, dan perilaku individu terpengaruh oleh kehadiran orang lain.
·         Menurut Shaw & Constanzo (1970), psikologi sosial adalah ilmu pengetahuan yang mempeajari prilaku individual sebagai fungsi stimulus-stimulus sosial.
·         Menurut Baron & Byrne (2006), psikologi sosial adalah bidang ilmu yang mencari pemahaman tentang asal mula dan penyebab terjadinya pikiran serta perilaku individu dalam situasi-situasi sosial.
Jadi, menurut pendapat para ahli di atas dapat di simpulkan bahwa Psikologi Sosial adalah bagian dari psikologi yang membidangi aktivitas-aktivitas kemasyarakatan secara umum. Tugas-tugas psikologi sosial adalah melakukan penelitian kasus-kasus sosial, seperti mengembangkan tekhnik-tekhnik pengukuran sikap, pendapat atau opini.
C.     METODE PSIKOLOGI SOSIAL

Psikologi sosial bukan sebuah tahayul, klenik, atau sekedar permainan akal sehat atau rasio saja. Psikologi sosial adalah ilmu yang berisi kumpulan informasi dan teorinya sudah teruji secara empiris dan melalui metode penelitian baku yang ketat. Oleh karena itu, psikologi sosial mempunyai kemampuan deskripsi, prediksi, serta intervensi yang tajam dan terukur serta karenanya juga ampuh.
Psikologi sosial terkait dengan banyak ilmu lain, tetapi tetap mempunyai ciri khas (distinctive), yaitu bahwa ilmu ini khususnya mempelajari prilaku manusia dalam kaitannya dengan ilmu sosial. Seperti metode lainnya, metode psikologi sosial di mulai dengan dugaan berdasarkan pengalaman. Berikut tahapannya.


 















D.    BATASAN DAN RUANG LINGKUP

1.      Psikologi social mempelajari prilaku manusia, bukan prilaku hewan karena hewan tidak mempunyai interaksi seperti yang ada pada manusia;
2.      Perilaku itu haruslah yang teramati dan terukur, bisa berupa aktifitas motorik yang besar maupun kecil, bicara atau melukis;
3.      Sebagai konsekuensi dari objek studi yang teramati dan terukur, psikologi social harus bisa di verifikasi oleh siapa saja, walaupun tentu saja maknanya sangat bergantung pada perspektif teori, latar belakang budaya, dan interpretasi pribadi;
4.      Penelitian psikologi social harus sangat berhati-hati dan selalu menegakkan etika penelitian, yaitu:
·         tidak boleh membahayakan secara fisik;
·         hindari pelanggaran adat/ kebiasaan/ kepercayaan/ agama setempat;
·         hormati HAM (termasuk hak asasi anak & perempuan);
·         hati-hati dalam menggunakan “desepsi”, penggunaan informed consent dan laksanakan debriefing.
5.      Dengan demikian, psikologi social menghubungkan aspek-aspek psikologi social dan prilaku social dengan proses dan struktur kognitif yang lebih mendasar.

E.     PERILAKU MANUSIA

Seperti yang telah di ketahui bahwa psikologi merupakan ilmu tentang prilaku . dengan pengertian bahwa prilaku atau aktivitas-aktivitas itu merupakan manifestasi kehidupan psikis. Telah di kemukakan oleh Branca (1964), Woodwoth dan Marquis(1957), Sartain, dkk. (1967), dan Morgan, dkk. (1984) bahwa yang di teliti atau di pelajari dalam psikologi ini baik perilaku manusia ataupun hewan. Namun demikian hasil dari penelitian itu di kaitkan untuk dapat mengerti tentang keadaan manusia. Demikia maka dalam psikologi itu fokusnya adalah manusia.
1.      Jenis perilaku
Perilaku manusia dapat di bedakan antara perilaku yang refleksif dan perilaku non-refleksif. Perilaku refleksif merupakan prilaku yang terjadi atas reaksi secara spontan terhadap stimulus yang mengenai organisme tersebut. Sedangkan non-refleksif adalah prilaku yang di atur atau di kendalikan oleh pusat kesadaran atau otak.
2.      Pembentukan perilaku
Bahwa prilaku manusia sebagian terbesar ialah berupa perilaku yang di bentuk dan di pelajari. Adapun:
·         Dengan kondisioningatau kebiaaan
·         Dengan pengertian
·         Dengan menggunakan model

F.      DIRI

1.      Konsep diri
Konsep diri (self concept) merupakan kesadaran seseorang mengenai siapa dirinya. Salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap tingkah laku sosial kita adalah pengenalan kita terhadap diri sendiri. Setiap orang memiliki konsep diri yang merupakan kesadaran seseorang mengenai siapa dirinya. Konsep diri terbentuk melalui bagaimana orang lain menilai diri kita dan bagaimana kita menilai diri kita sendiri.
Konsep diri adalah sebuah skema diri, yaitu pengetahuan tentang bagaimana kita mengolah informasi dan mengambil tindakan. Skema diri meliputi pengetahuan tentang diri kita saat ini (actual self), diri kita yang kita inginkan (ideal self), dan diri kita yang seharusnya (ought self).
2.      Pengetahuan tentang diri
Pengetahuan kita tentang diri bervariasi pada kontinum identitas personal dan sosial. Identitas personal di kaitkan dengan atribut atau trait yang membedakan diri kita dengan orang lain dan hubungan interpersonal yang kita miliki. Identitas sosial di kaitkan dengan keanggotaan kita dalam suatu kelompok sosial atau atribut yang di miliki secara bersama dengan anggota kelompok lainnya.
3.      Harga diri
Harga diri menunjukkan keseluruhan sikap seseorang terhadap dirinya sendiri baik positif maupun negati. Kita termitivasi untuk memperoleh harga diri yang positif dan hal ini memengaruhi tingkah laku kita, termasuk menimbulkan bias dalam tingkah laku.
4.      Perbandingan sosial
Untuk mengetahui seberapa baik atau buruk dirinya, seseorang melakukan perbandingan sosial, bisa dengan orang yang lebih baik (upward social comparison) maupun dengan orang yang tidak lebih baik (downward social comparison).
5.      Presentasi diri
Kita berusaha untuk mengontrol bagaimana orang lain berpikir tentang kita. Oleh karena itu, kita menampilkan berbagai macam cara mempresentasikan diri (self presentation) dengan berbagai macam tujuan yang ingin kita capai.

G.    HUBUNGAN INTERPERSONAL

Ketika mencoba untuk berinteraksi dengan orang lain, kita melakukan hubungan interpersonal. Hubungan interpersonal adalah hubungan yang terdiri atas dua rang atau lebih, yang memiliki ketergantungan satu sama lain dan menggunakan pola interaksi yang konsisten. Dlm hubungan interpersonal terdapat faktor-faktor yang memengaruhi yaitu internal, eksternal, dan interaksi.

H.    SIKAP

Sikap adalah konsep psikologi sosial yang penting dan banyak di bahas. Sikap adalah penilain terhadap suatu objek yang terdapat dalam kehidupan kita (termasuk diri sendiri). Sikap terdiri dari 3 komponen, yaitu kognitif, afektif (muatan emosi & perasaan), dan konasi (prilaku atau kecendrungan untuk melakukan tindakan/prilaku). Sikap di peroleh melalui pembelajaran sosial, perolehan informasi, serta prilaku dan sikap melalui orang lain.
1.      Pembentukan sikap
Sikap di bentuk melalui 4 macam pembelajaran:
·         pengondisian klasik
·         pengondisian instrumental
·         belajar melaui pengamatan
·         perbandingan sosial
2.      Fungsi sikap
Menurut Baron, Byrne, & Branscombe (2006), terdapat 5 fungsi sikap:
·         fungsi pengetahuan
·         fungsi identitas
·         fungsi harga diri
·         fungsi pertahanan diri (ego defensif)
·         fungsi memotifasi (impression motivation)
3.      hubungan sikap dan tingkah laku
sikap tidak selalu meramalkan perilaku. Hubungan sikap dan perilaku merupakan hubungan yang tidak langsung. Perilaku tidak selalu mempresentasikan sikap, tetapi banyak faktor lain yang tercakup dalam konteks sosial yang menentukan prilaku.
Hubungan sikap dan prilaku di pengaruhi oleh kuat dan lemahnya sikap yang di miliki, kuat lemahnya sikap bergantung pada ektremitas dan pengalaman pribadi masing-masing. Teori hubungan sikap dan prilaku di jelaskan dalam teori prilaku beralasan (Fishbein & Ajzen, 1980), teori prilaku berencana (Ajzen, 1991), dan Attitude to behavior procesmodel (Fazio, 1989).
4.      Persuasi
Persuasi adalah upaya mengubah sikap orang lain melalui penggunaan berbagai macam pesan. Lima macam reaksi penolakan terhadap persuasi:
·         Reaksi penolakan
·         Peringatan sebelum kejadian
·         Menghindari selektif
·         Membantah aktif
·         Suntikan kekebalan
5.      Disonansi kognitif
Disonansi kognitif adalah keadaan internal yang tidak nyaman akibat adanya ketidaksesuaian antara dua sikap atau lebih serta antara sikap dan tingkah laku. Strategi untuk mengurangi disonansi kognitif adalah dengan mengubah sikap atau perilaku agar menjadi konsisten satu sama lain. Selain itu, dapat pula di lakukan dengan mencari informasi baru yang mendukung sikap atau prilaku, mengabaikan ketidaksesuaian, dan menganggap sikap atau prilaku yang menimbulkan disonansi sebagai sesuatu yang tidak penting.

I.       PENGARUH SOSIAL

Pengaruh sosial adalah usaha untuk mengubah sikap , kepercayaan, persepsi, atau tingkah laku orang lain, ada 3 pengaruh sosial yang di kenali dalam psikologi sosial:
1.      Konformitas: individu mengubah sikap dan tingkah lakunya agar sesuai dengan norma sosial. Dengan kata lain ada tekanan dari kelompok untuk bertingkah laku dengan cara-cara tertentu;
2.      Compliance: individu melakukan suatu tingkah laku atas permintaan orang lain;
3.      Obedience: individu melakukn tingkah laku atas perintah orang lain.
Pengaruh sosial dapat memberikan dampak positif dan negatif terhadap prilaku individu. Masyarakat dapat terbentuk dengan tatanan sosial yang teratur karena kecendrungan manusia untuk mengikuti aturan-aturan yang ada di lingkungan sosial. Namun, kecenderungan itu tidak selalu berarti pada hal-hal yang positif saja. Manusia juga dapat terpengaruh oleh lingkungan sosial untuk melakukan prilaku-prilaku negatif.
J.       AGRESI

·         Agresi merupakan melukai yang di sengaja oleh seseorang/ institusi terhadap orang/ institusi lain yang sejatinya di sengaja.
·         Pemicu yang umum dari agresi adalah ketika seseorang mengalami satu kondisi emosi tertentu, yang sering terlihat adalah emosi marah. Perasaan marah berlanjut pada keinginan untuk melampiaskannya  dalam satu bentuk dan objek tertentu.
·         Marah adalah sebuah pernyataan yang di simpulkan dari perasaan yang di tunjukkan yang sering di sertai dengan konflik atau frustasi.
·         Ada beberapa perspektif besar yang mencoba menjelaskan agresi yakni:
*      Biologis: menekankan pada tingkah laku hewan sebagai rujukan tingkah laku manusia karena agresivitas manusia sama halnya dengan agresivitas hewan dan fungsi-fungsi alami organ tubuh;
*      Psikoanalisis: melihat agresi merupakan bagian dari insting yang merupakan bawaan alami manusia;
*      Behavioristik: tingkah laku agresi adalah salah satu tingkah laku yang rumit. Oleh karena itu, di butuhkan pembelajaran yang artinya bahwa agresivitas tidaklah alami.
·         Beberapa sumber agresi: situasi, personal kebudayaan, media massa dll.
·         Beberapa hal untuk mengatas agresi : pengamatan atas hal yang baik, katarsis, mengubah pola pikir, dan hukuman.



K.    INDIVIDU DALAM KELOMPOK

·         Kelompok adalah dua atau lebih orang yang memersepsi dan di persepsi sebagai satu kesatuan, ada interaksi dan saling ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama.
·         Kajian tentang kelompok dalam psikologi sosial sangat penting karena kelompok sangat berpengaruh pada tingkah laku kita da tingkah laku orang lain terhadap diri kita.
·         Kelompok berguna bagi individu untuk memenuhi kebutuhan akan merasa berarti dan dimiliki, sebagai sumber identitas diri, serta sumber informasi tentang dunia dan diri individu.
·         Berbagai alasan individu bergabung di dalam kelompok, antara lain karena proksimitas, kesamaan minat, sikap ataupun keyakinan, interdependensi untuk mencapai suatu tujuan tertentu, dukungan timbal balik yang positif, dan kenikmatan berafiliasi, dukungan emotional, serta untuk mendapatkan identitas sosial.
·         Kelompok terdiri dari komponen penting yang bisa memengaruhi tingkah laku anggotanya, yaitu peran status, jaringan komunikasi, norma, kohesivitas, dan sosialisasi kelompok.
·         Kelompok dapat membuat performa individu meningkat (fasilitas sosial), namun bisa juga menurun (inhibisi sosial).
·         Individu yang menjadi anggota kelompok dapat mengalami:
*      Pemalasan sosial: berkurangnya motivasi dan usaha individu ketika bekerja di dalam kelompok di bandingkan ketika ia bekerja sendirian
*      Free rider effect: mengambil untung dengan menggunakan fasilitas atau sumber daya milik umum, namun ia tidak mau berkontribusi merawatnya.
·         Pemalasan sosial & free rider effect dapat di minimalkan dengan cara membuat hasil kerja individual dapt segera di kenali, meningkatkan komitmen orang untuk sukses bersama, menegaskan nilai pentingnya tugas yang di kerjakan dan membentuk pandangan bahwa yang di kerjakan setiap orang adalah unik.

L.     STEREOTIP, PRASANGKA DAN DISKRIMINASI

Prasangka adalah sikap negatif terhadap orang lain yang lebih di dasari oleh keanggotaannya dalam kelompok tertentu dan bukan karena karakteristik pribadi yang di milikinya, prasangka dapat bersifat covert dan overt. Jika prasangka sudah nyata dalam prilaku overt maka di katakan sebagai diskriminasi. Berkembangnya prasangka dan diskriminasi ini di picu oleh adanya belief tentang karakteristik dari anggota kelompok tertentu baik positif maupun negatif (stereotip).
Efek prasangka pada korban sangat berfariasi, mulai dari ketidak nyamanan ringan hingga penderitaan yang dalam. Secara umum prasangkasangat merusak karena memberikan stigma kepada semua anggota kelompok yang ada di dalamnya
Menurut Vaugan dan Hogg (2005) menjelaskan bahwa terdapat kelompok-kelompok tertentu yang biasanya menjadi target prasangka dan diskiminasi yaitu kelompok seksisme, rasisme, ageism, kelompok homoseksual, dan keterbatasan fisik.
Adapun bentuk diskriminasi yakni menolak untuk menolong, tokenisme, dan reverse discrimination. Ada penjelasan yang mencoba menerangkan mengapa prasangka dan diskriminasi dapat muncul dan berkembang. Penjelasan tersebut bervariasi mulai dari yang menjelaskannya sebagai sebuah karakteristik individual, sampai di karenakan adanya pengaruh sosial. Penjelasan tersebut adalah Teori Frustasi Agresi dari Dollard Miller, Kepribadian Otoritarian, Dogmatism, Otoritarian Kelompok Kanan, Teori Dominasi Sosial dan Beliefe Congruence.
Sejumlah tekhnik dapat mengurangi prasangka dan disriminasi adalah belajar untuk tidak membenci, Direct Intergroup Contact, Rekategorisasi, dan Coping terhadap prasangka dan diskriminasi.

M.   PSIKLOGI SOSIAL TERAPAN

Oskamp dan Schultz (1998) bahwa psikologi sosial terapan merupakan penerapan dari metode, teori, prinsip, atau temuan penelitian yang di gunakan untuk mengerti dan memahami atau memberi solusi atas masalah-masalah sosial yang terjadi.
            Melihat luasnya area terapan, psikolog sosial juga harus membuka diri dengan ilmu-ilmu lain yang bersinggungan dengan gejala, teori, metode, dan bahkan solusi yang akan di berikan. Ciri-ciri psikologi sosial terapan:
·         Berorientasi masalah;
·         Berorientasi nilai;
·         Kegunaan sosial;
·         Fokus pada situasi sosial;
·         Pendekatan yang meluas;
·         Setting lapangan; dan
·         Bermanfaat praktis.

Dugaan-dugaan keliru terhadap suatu penyimpangan sosial bahwa sesorang yang melakukan suatu penyimpangan bukan berarti mengalami Sindroma Schizophrenia, bukan Psikopat, bukan Neurosis  ataupun karena jiwa yang berbeda oleh karena mereka bukan orang-orang abnormal melainkan terletak pada nilai-nilai yang tertanam pada otak mereka yang mempengaruhi sikap terhadap suatu penyimpangan.




DAFTAR PUSTAKA

Sarwono, S. Meinarno, E. 2009.”psikologi sosial”. Penerbit Salemba Humanika. Jakarta.
Zan, H. 2010. “pengantar psikologi sosial untuk kebidanan”. Penerbit Kencana. Jakarta.
Walgito, B. 2004.“pengantar pskologi umum”. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Abraham, C. 1997. “psikologi sosial untuk perawat”. Penerbit Kedokteran EGC. Jakarta.
Suliswati. 2005. “konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa”. Penerbit kodekteran EGC. Jakarta.


0 komentar:

Posting Komentar

Design by Kesehatan Kita |Theme by Abank Jack