Selasa, 28 April 2015


CONTOH PENERAPAN
KOMPETENSI & PRAKTIK PROFESIONAL BIDAN

No
KOMPETENSI
CONTOH
PENERAPAN
1.
Pengetahuan umum, keterampilan dan prilaku yang berhubungan dengan ilmu sosial, kesmas & profesi kesehatan.
Bidan menjalin kerja sama yg baik dengan ibu dalam penanganan masalah yg ada pada kaum ibu sesuai dengan apa yg sudah di sarankan oleh bidan (saling bertukar pikiran) dengan mempertimbangkan hak pasien dlm memilih. Bidan juga harus meminta persetujuan secara tertulis, agar dalam prakteknya apabila terjadi kesalahan tidak menjadi tanggungan bidan sepenuhnya. Bidan juga mampu melakukan standard pelayanan umum yg meliputi registrasi, rincian kegiatan pelayanan, promosi, dan standard pelayanan antenatal seperti identifikasi pada bumil, pemeriksaan atau pemantauan antenatal, palapasi abdomianal dan persiapan persalinan.
·         Menggunakan model kemitraan dalam bekerja sama (informed choice).
·         Advokasi & strategi pemberdayaan wanita dalam mempromosikan haknya untuk mencapai kesehatan optimal.
·         Standard profesi & praktik kebidanan.
2.
Pra-konsepsi, keluarga berencana, dan ginekologi.
Bidan harus mampu melakukan pemeriksaan berkala pada akseptor KB & melakukan intervensi sesuai dengan kebutuhan. Artinya, bidan harus kompeten & mau memberikan pemeriksaan secara rutin kepada pasien dengan akseptor IUD & AKDR, pada pasien suntik jangka waktunya 2 tahun, harus mampu memberikan konseling untuk mengganti cara ber-KB, untuk menghindari kegagalan kontrasepsi.
·         Pendidikan kesehatan & keterampilan konseling dasar.
·         Melakukan pemeriksaan berskala akseptor KB & melakukan intervensi sesuai kebutuhan.
3.
Asuhan konseling selama kehamilan.
Membuat perencanaan persalinan, petugas kesehatan yang terampil,tempat bersalin, keuangan, nutrisi yang baik selama hamil, perlengkapan esensial bayi, bidan juga harus mampu melakukan skrining/ penapisan kondisi-kondisi yang memerlukan persalinan RS (SC, IUFD dll) ibu yg sudah th dirinya mempunyai kondisi yg memerlukan kelahiran di RS akan berada di RS saat persalinan, sehingga kematian karena penundaan keputusan, keputusan yg kurang tepat atau hambatan dalam hal jangkauan dapat di cegah. Selain itu bidan juga harus mampu mendeteksi kehamilan ganda setelah usia kehamilan 28 minggu, dan letak/presentri abnormal setelah 38 minggu. Bumil juga akan mendapatkan imunisasi tetanus, toksoid untuk mencegah kematian BBL karena tetanus. Serta memberikan suplementasi, zat besi dan folat. Umumnya anemia ringan yg terjadi pada bumil adalah anemia defisiensi zat besi dan asam folat.
·         Konseling persiapan persalinan, kelahiran & menjadi orang tua.
·         Identifikasi penyimpangan kehamilan normal & penanganan yg tepat (merujuk ke fasilitas kesehatan).
·         Tanda & gejala komplikasi kehamilan.
·         Melaksanakan pemeriksaan fisikumum secara sistematis & lengkap.
·         Menilai keadaan janin selama kehamilan.
·         Penatalaksaan anemia ringan, HG grade 1, abortus iminen & preeklamsi ringan.
·         Imunisasi pada bumil.
4.
Asuhan selama persalinan.
dukungan psikologis pada ibu bersalin dapat dilakukan seorang bidan dengan cara memberikan sugesti positif, mengalihkan perhatian terhadap rasa sakit dan ketidak nyamanan dan hal-hal membahayakan selama persalinan misalkan seorang bidan mampu memahami posisi-posisi melahirkan bertujuan untuk menjaga proses melahirkan dapat berjalan senormal mungkin, maka dapat di hindari terjadinya intervensi yg tidak perlu sehingga meminimalisir resiko kematian pada bayi, serta bidan juga mampu membangun kepercayaan dengan komunikasi yg efektif pada pasien & keluarga. Bidan harus memastikan bahwa ibu harus mencukupi kebutuhan nutrisi & cairannya utk mencegah hilangnya energy setelah mengeluarkan banyak tenaga setelah kelahiran bayi (kala II).

·         Fisiologi persalinan.
·         Manajemen fisiologi, kala III.
·         Memberikan dukungan psikologis bagi ibu & keluarga.
·         Memberikan cairan, nutrisi & kenyamanan yg adekuat selama persalinan.
5.
Asuhan pada ibu nifas & menyusui.
Setelah proses persalinan selesai (kala IV), sambil melakukan obsesvasi, bidan dapat mengizinkan ibu untuk tidur apabila sangat kelelahan karna dapat membantu ibu dalam memulihkan fungsi alat-alat reproduksi & meminimalisasi trauma pada saat persalinan, namun sebagai bidan juga memotivasi ibu utk memberikan ASI dini 30 menit setelah melahirkan, karena selain berguna bagi BBL sebagai sumber penghangat dan nutrisi yg baik utk di peroleh bayi juga bermanfaat bagi ibu dalam segi kesehatan pasca persalinan& serta menjalin kontak batin antara ibu dan bayi.
·         Nutrisi ibu nifaskebutuhan istirahat, aktivitas & kebutuhan fisiologis lain (pengosongan kandung kemih).
·         Kebutuhan nutrisi bayi baru lahir.
·         Bonding and attachment orang tua & BBL untuk menciptakan hubungan positif.
·         Memulai & mendukung pemberian ASI eksklusif.
6.
Asuhan pada bayi baru lahir.
Bidan harus mampu mengkoordinir kebersihan bayi baru lahir seperti pemantauan kebersihan jalan nafas pada bayi saat lahir, hal ini akan berakibat kondisi vatal apabila tidak di perhatikan secara baik karena dapat mengakibatkan cairan lambung masuk ke paru-paru dalam kondisi lama akan mengakibatkan kesulitan nafas & pendarahan di otak serta keterlambatan tumbuh kembang, juga infeksi yg terjadi pada tali pusar pada bayi neonatal akibat pemotongan yg salah, di sini bidan berperan penting dalam menjaga kebersihan juga hal lainnya seperti mata, telinga pada saat bersalin atau Menggunakan bahan & peralatan yg bersih. Bidan juga harus mampu menilai kondisi bayi, apakah gambaran wajah & proporsi tubuh normal. Bayi di tengkurapkan utk mengecek spina bifida & memastikan bahwa punggung normal serta anus, tungkai, esopagus dr kotoran dan lendir, jari tangan & jari kaki juga hrs di periksa dgn teliti, bayi di timbang serta lingkar kepala di ukur,  & tidak lupa pula mengukur suhu tubuh BBL. Hal lain juga dapat di lakukan seorang bidan dalam dukungan ASI eksklusif pada BBL serta kebersihan & perawatan payudara Menggunakan bahan dan tekhnik tertentu, cara memandikan bayi, kosmetik bayi, pakaian, popok, apakah bayi menyusui 2-4 jam sekali, berkemih 6-8 kali sehari, serta kebersihan tubuh bayi.
·         Adaptasi BBL di luar uterus.
·         Kebutuhan dasar BBL, kebersihan jalan nafas, perawatan tali pusat, kehangatan, nutrisi, bounding & aqttachement.
·         Penampilan & prilaku BBL.
·         Membersihkan jalan nafas & memelihara kelancaran pernafasan serta merawat tali pusat.
·         Melakukan pemeriksaan fisik yg terfokus pada BBL & skrining utk menentukan tanda kelainan BBL yg tidak merigikannya utk hidup.
·         Mendokumentasikan temuan & intervensi yg di lakukan.
·         Promosi kesehatan & pencegahan penyakit pada BBL sampai usia 1 bulan.
·         Mengajarkan orang tua & keluarga utk memperoleh sumber daya yg tersedia di masyarakat.
7.
Asuhan pada bayi & balita.
Pada saat tumbuh kembang bayi peran serta org tua sangat penting termasuk dalam interaksi pada bayi & balita berpengaruh pd komunikasi & ketanggapan anak, bidan melakukan pemantauan seperti  tingkah laku anak yg yg mungkin terlambat, mampu memberikan imunisasi kepada balita secara berkala serta pemberian vaksin utk mencegah terhadap penyakit seperti hepatitis, cacar dll. Bidan mampu mengarahkan org tua utk  Menjaga kesehatan bayi dengan memperhatikan aspek kebersihan & kenyamanan, seorang bayi yg kedinginan membutuhkan kalori & O2 untuk meningkatkan suhu tubuhnya yg tidak stabil, atau mungkin bayi tsb mengalami hipertermi yg rentan terjadi akibat berada dekat pada sumber radiasi panas maupun karena adanya infeksi. Memperhatikan system pernafasan, radiovaskuler & darah, ginjal, maupun adaptasi imunologi. Serta seorang bidan harus mampu melakukan rujukan yg tepat ke institusi pelayanan kesehatan yg lebih tinggi apabila terjadi komplikasi atau tanda kegawatdaruratan pd pasien serta menyiapkan transportasi yg memadai sprt ambulance maupun mobil kesehatan dll.
·         Peran & pertanggung jawaban org tua dalam pemeliharaan bayi & anak.
·         Pertumbuhan & perkembangan bayi & anak normal serta factor yg mempengaruhinya.
·         Prinsip komunikasi pada bayi & anak.upaya pencegahan penyakit pd bayi & anak (imunisasi).
·         Penyimpangan tumbuh kembang bayi & anak serta piƱatalaksanaannya.
·         Melakukan pengobatan yg sesuai kewenangan & melakukan kolaborasi/rujukan dgn tepat & cepat sesuai keadaan bayi & anak.
·         Melakukan penyuluhan pd org tua tentang pemeliharaan bayi & anak.
8.
Kebidanan komunitas.
Bidan melaksanakan kegiatan puskesmas berdasarkan urutan prioritas masalah sesuai dengan kewenangan bidan menggerakkan & membina masyarakat. Bidan juga mampu memberikan pelayanan kesehatan pd masyarakat (asuhan kehamilan, persalinan, nifas, bayi, balita, KB, serta pengayoman medis kontrasepsi), mengerakkan & membina peran serta masyarakat, membina & mendirikan bimbingan tekhnis kpd kader & dukun bayi, membina kelompok dasawisma di bidang kesehatan, membina kerjasama lintas program & sektoral & LSM, melakukan rujukan medis, mendeteksi secara dini adanya efek samping kontrasepsi & adanya penyakit-penyakit lainnya. Juga mengajak masyarakat ikut andil dalam menciptakan lingkungan yg bersih & sehat. Serta melakukan kunjungan rumah 6-8 jam utk kunjungan 1 setelah persalianan meliputi , kunjungan 2 (6 hr setelah persalinan), kunjungan 3 (2-4 minggu setelah persalinan), kunjungan 4 (4-6 minggu setelah persalinan).
·         Pendekatan askeb pada keluarga kelompok & masyarakat.
·         Strategi pelayanan kebidanan komunitas.
·         Upaya peningkatan & pemeliharaan kesehatan, ibu & anak dlm keluarga serta masyarakat.
·         Kepemimpinan
·         Peran serta masyarakat (PSM)
·         Melaksanakan kunjungan rumah pd bumil, nifas, laktasi bayi & balita.
·         Melakukan pergerakan & pembinaan PSM utk mendukung upaya peningkatan kesehatan ibu & anak.
·         Melakukan pengelolaan pelayanan bumil, nifas, laktasi, bayi balita & KB di masyarakat.
9.
Asuhan pada wanita/ibu dengan gangguan reproduksi
Dalam pasca persalinan,  bidan berperan penting dalam pembinaan masa nifas (pemulihan) salah satunya dengan post partum meliputi purperium dini (suatu masa kepulihan, dimana ibu di perbolehkan utk berdiri berjalan), purperium intermedial (suatu masa di mana kepulihan dari organ-organ reproduksi selama kurang lebih 6 minggu), dan remote purperium (waktu yg di perlukan pulih & sehat kembali dalam keadaan sempurna pd ibu, terutama pd ibu selama hamil atau persalinan mengalami komplikasi). Di misalkan pada kunjungan ke-1 lebih di fokuskan pada pencegahan pendarahan masa nifas karena atonia uteri, konseling pd keluarga pd masa nifas dan gangguan lainnya seperti berkemih abnormal akibat persalinan.
·         Mengidentifikasi gangguan, masalah & kelainan pd system reproduksi.
·         Melakukan pertolongan pertama pd wanita/ibu dengan gangguan system reproduksi.

0 komentar:

Posting Komentar

Design by Kesehatan Kita |Theme by Abank Jack