Jumat, 29 Mei 2015

PEMERIKSAAN FISIK DASAR


Tujuan Instruksional Umum :
Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital Fisik Dasar

Tujuan Instruksional Khusus :
1.      Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik kepala (mata, hidung,telinga, mulut)
2.      Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik leher
3.      Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik dada
4.      Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik abdomen
5.      Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik genital
6.      Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik ekstremitas

Kasus
Seorang Perempuan G0P0A0usia 22 tahun datang ke poli kandungan dan kebidanan RS Respati Health Center, untuk melakukan ANC, kunjungan pertama.



Pertanyaan  
1.      Pemeriksaan apa saja yang di lakukan dikepala ?
2.      Pemeriksaan apa saja yang di lakukan di dada?
3.      Pemeriksaan apa saja yang di lakukan di abdomen?
4.      Pemeriksaan apa saja yang di lakukan di ekstremitas ?

DEFINISI
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh untuk menentukan adanya kelainan-kelainan dari suatu organ bagian tubuh dengan cara melihat (inspeksi), meraba (palpasi), mengetuk (perkusi) dan mendengarkan (auskultasi)

CARA PEMERIKSAAN
A.    Inspeksi :
Yaitu memeriksa dengan melihat & mengingat, hasil yang di dapatkan berupa :
-          Kesan umum penderita : apakah tampak kesakitan/tidak, bagaimana cara  jalannya, ekspresi wajah, posisi tubuh,dll
-          Warna : warna permukaan tubuh yg dapat dilihat, mis : warna kulit, warna sklera
-          Bentuk : bentuk badan/anggota badan, mis : gemuk, kurus, berotot
-          Ukuran : perbandingan antara bagian tubuh/ukuran tubuh seluruhnya
-          Gerakan : gerakan normal/abnormal dari dinding dada sewaktu bernafas
-          Persiapan inspeksi :
o   Posisi pemeriksa disebelah kanan penderita, kecuali bagi pemeriksa yg kidal
o   Perhatikan pencahayaan/penerangan, cahaya matahari lebih baik dari pada cahaya lampu.
o   Suhu ruangan nyaman, tidak telalu dingin
o   Perhatikan privasi pasien (menutup pintu/memasang sampiran)

B.    Palpasi :
Palpasi adalah pemeriksaan dengan perabaan, mempergunakan rasa propioseptif ujung jari dan tangan, gambaran hasil yang didapatkan berupa:
-       Meraba permukaan tubuh,mis : halus, kasar, menonjol, datar, keras, lunak
-       Getaran/denyutan : denyut nadi, pukulan jantung pada dinding dada,dll
-       Keadaan organ visera : batas hepar/hati, masa abnormal.
Yang perlu diperhatikan saat palpasi :
-          Daerah yang diperiksa harus bebas dari gangguan yang menutupi
-          Yakinkan tangan pemeriksa tidak dingin à hindari kram bagi pasien yang sensitif, jika tangan dingin digosok-gosok terlebih dahulu sebelum melakukan pemeriksaan.
-          Cara meraba :
o   Jari telunjuk dan ibu jari : menentukan besarnya benda
o   Jari ke 2,3,4 : menentukan konsistens/garis besar kualitas benda
o   Seluruh telapak tangan : merasakan getaran
o   Sedikit tekanan dengan ujung/telapak jari : menemukan adanya rasa sakit yg dapat dilihat dari perubahan mimik muka/mendengarkan keluhan yg tertekan.

C.    Perkusi :
Perkusi adalah pemeriksaan dengan cara mengetuk permukaan badan dengan perantaraan jari tangan.
Tujuan : mengetahui keadaan organ di dalam tubuh, tergantung dari isi jaringan yang ada di bawahnya. Berdasarkan nada perkusi, terdapat 5 kualitas dasar suara :
1.   Pekak : dihasilkan pada organ masa padat, mis : perkusi paha
2.   Redup : suara perkusi hati
3.   Sonor : perkusi dari paru normal
4.   Hipersonor : perkusi paru yg emfisematous
5.   Timpani : perkusi dari lambung (seperti suara perkusi pipi yg dikembungkan)

D.    Auskultasi :
Auskultasi adalah mendengarkan suara yang terdapat dalam tubuh dengan bantuan alat yang disebut stetoskop. Alat ini berfungsi sebagai saluran pendengaran diluar tubuh untuk dapat meredam suara sekitarnya, pemeriksa dapat mendengar suara secara kualitatif & kuantitatif yang ditimbulkan oleh jantung, pembuluh darah dan usus.
Stetoskop terdiri :
1)Sisi membrane yang terdiri dari suatu membrane berdiameter 3,5-4 cm, untuk mendengarkan suara berfrekuensi tinggi, misal suara dalam cavum abdomen
2)   Sisi bel/“cup” yang berbentuk corong dan berdiameter 3,8 cm, untuk mendengarkan suara yang berfrekuensi rendah, misal  suara dalam cavum thorak.
3)Cur pieces/cur plug suatu pipa lentur yang berdinding tebal yang menghubungkan membrane dan bel ke ear pieces. Panjang pipa 25-30 cm
4)   Ear Pieces suatu penghubung bercabang 2 yang masuk ke dalam telinga

Putting on your stethoscope 
 
 
 

Stetoskop




MACAM PEMERIKSAAN
1)      Pemeriksaan Kepala

STANDART OPERATING PROCEDURE (SOP)
PEMERIKSAAN KEPALA

Nama Mahasiswa :……………………………………
No. Mahasiswa     :…………………………………...
No
Tindakan
NILAI
0
1
2


Tahap Pre Interaksi




1
Memvalidasi di catatan medis(nama pasien,diagnosa medis)




2
Cuci tangan




3
Mempersiapkan peralatan :
-          Pita ukur/metline
-          Sarung tangan
-          Senter





Tahap Orientasi





4
Memberi salam dan memperkenalkan diri




5
Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan




6
Memberi kesempatan bertanya





Tahap Kerja





7

Atur posisi pasien





8

Pastikan pencahayaan cukup/menggunakan senter k/p





9
1)      Inspeksi kepala dan wajah :
-          Bentuk,ukuran kepala
-          Kontur / kesimetrisan
-          Tumor
-          Pigmentasi /perubahan kulit kepala
-          Lesi, ruam, pembengkakan,kemerahan




10
2)      Palpasi rambut, kulit wajah & muka:
·          Tebal & banyaknya rambut
·          Mudah/tidaknya rambut dicabut
·          Lesi & nyeri pada kulit kepala
·          Tumor
·          Tekstur dan kontur kulit wajah dan kepala
·          Tonus otot wajah
·          Palpasi nadi temporal (kekuatan & irama)




11
3)      Palpasi sendi temporo mandibular :
-          letakkan ketiga jari ditengah masing-masing tangan secara bilateral diatas setiap sendi, kemudian tekan dengan perlahan pada sendi saat klen membuka dan menutup mulutnya.
-          Evaluasi : kemampuan gerak sendi dan ketidaknyamanan





Tahap Terminasi




12
Mengevaluasi  Respon pasien




13
Kontrak waktu




14
Mencuci tangan





Dokumentasi





15
Mendokumentasikan : waktu & hasil pemeriksaan, nama pemeriksa





Total










2)      Pemeriksaan Mata:
Persiapan alat :
  1. Kartu snelenKindergarten/ E chart
  2. Penlight
  3. optalmoskop
  4. handscoon
  5. Penutup mata

Snellen Chartuamblyopia33ophthalmoscope
Snellen Chart/       Kindergarten & E chart                      Optalmoskop
Kartu snelen

Tehnik Pemeriksaan :
A.    Struktur mata Eksternal :
1.      Kelopak mata/palpebra dan bulu mata :
-        Persiapan :
§  posisi pasien dapat duduk/berbaring dengan pencahayaan cukup.
§  Persiapan alat
§  Perawat cuci tangan
§  Kenakan handscoon
§  Anjurkan pasien melihat lurus kedepan
-        Normalnya kelopak mata tidak ada edema, lesi dan kemerahan, lipatan palpebra simetris, tidak ada kelambatan penutupan palpebra, dapat menutup sempurna, lama berkedip secara involunter & bilateral sampai 20x/mnt
-        Normal bulu mata terdistribusi rata di sepanjang kelopak
2.      Aparatus lakrimalis :
-        Persiapan :
·         posisi pasien dapat duduk/berbaring dengan pencahayaan cukup.
·         Persiapan alat
·         Perawat cuci tangan
·         Kenakan handscoon
-        Normalnya Tidak ada inflamasi, pembengkakan dan air mata yang berlebihan, kelenjar tidak dapat diraba
3.      Konjungtiva :
Normal konjungtiva warna merah muda cerah, bebas eritema
Normal conjunctival reflection
Pemeriksaan Konjungtiva
4.      Sklera :
Normal warna sklera putih
5.      Kornea :
Kornea normal bercahaya, transparan & halus
6.      Pupil :
Pupil normal : hitam, bulat, regular & sama ukurannya (diameter 3-7 mm).
B.     Struktur Internal Mata :
-        Menggunakan optalmoskop untuk menginspeksi retina, koroid, discus saraf optikus, macula, fovea sentralis.
-        Persiapan :
·         posisi pasien dapat duduk/berdiri berhadapan dengan pemeriksa dengam mata sama tinggi
·         dilakukan di ruangan gelap
·         Persiapan alat
·         Perawat cuci tangan sebelum & setelah tindakan
·         Kenakan handscoon
·         Lepaskan kaca mata klien
normal exam
normal retina2
Gb. Pemeriksaan Struktur Internal Mata

Gb. Retina normal
C.    Pemeriksaan ketajaman mata :
-        Persiapan :
·   posisi pasien dapat duduk/berdiri dengan pencahayaan cukup dari arah belakang pasien.
·   Jarak antara pasien dengan kartu snelen : 6 meter
·   Lepaskan alat bantu baca, mis : kaca mata, kontak lens
·   Persiapan alat : kartu snelen, penutup mata
-        Penilaian :
·      Normal : 6/6 : pasien dapat melihat pd jarak 6 meter yang juga dapat dilihat pada orang normal pd jarak 6 meter
·      6/10 : pasien dapat melihat pd jarak 6 meter, sedangkan pada orang normal dapat dibaca pada jarak 10 meter


D.    Pemeriksaan lapang pandang

STANDART OPERATING PROCEDURE ( SOP)
PEMERIKSAAN MATA

Nama Mahasiswa :……………………………………
No. Mahasiswa     :…………………………………...
No
Tindakan
Skore
0
1
2

Tahap Pre Interaksi



1
Memvalidasi catatan medis



2
Cuci tangan



3
Mempersiapkan peralatan :
a.   Kartu snelen
b.   handscoon
c.   Penlight
d.  optalmoskop
e.   handscoon




Tahap Orientasi




4
Memberi salam dan memperkenalkan diri



5
Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan



6
Memberi kesempatan bertanya




Tahap Kerja




7

Atur posisi pasien dapat duduk/berbaring




8

Atur pencahayaan ruangan cukup




9
Perawat cuci tangan & menggenakan handscoon



10
§  Kelopak mata/palpebra :

Inspeksi warna, posisi, kondisi permukaan, kondisi & arah bulu mata, serta kemampuan klien untuk membuka, menutup mata dan berkedip




11
§  Aparatus lakrimalis :
-                    Kelenjar air mata :  berada didinding luar bagian anterior orbital
-                    Kaji adanya  edema, kemerahan & nyeri tekan



12
o   Konjungtiva :
-     Kelopak mata diretraksi ke bawahdengan ibu jari & jari telunjuk tanpa memberi penekanan pada bola mata, klien diminta untuk melihat keatas
-     Kaji warnanya, apakah  anemis, hiperemis.
-     kaji tekstur & adanya lesi.



13
Sklera :
-     kelopak mata diretraksi ke atas dengan ibu jari &  jari telunjuk tanpa memberi penekanan pada bola mata, klien diminta untuk melihat kebawah
-    Kaji warnanya, apakah  ada ikterik/kekuningan.



14

Kornea :
Kaji kejernihan, tekstur dengan bantuan penlight



15
Pupil :
-     Perawat mengarahkan  penlight dari sisi wajah klien kemudian diarahkan kepupil, bergantian dengan pupil yang satunya
-     Kaji ukuran, bentuk, kesamaan, akomodasi & reaksi terhadap cahaya.



16
§  Struktur Internal Mata :
-    posisi pasien dapat duduk/berdiri berhadapan dengan pemeriksa dengan mata sama tinggi
-    Lepaskan kaca mata klien
-    Inspeksi ukuran,warna & kejernihan discus, integritas pembuluh, adanya lesi dengan mengunakan optalmoskop



17
§  Pemeriksaan ketajaman mata :
-    posisi pasien dapat duduk/berdiri dengan pencahayaan cukup dari arah belakang pasien.
-    Jarak antara pasien dengan kartu snelen : 6 meter
-    anjurkan pasien menutup salah satu mata tanpa menekan mata
-    Pasien disuruh membaca huruf dikartu snelen pada jarak 6 meter dimulai dg huruf terkecil sampai huruf yang dapat dibaca
-    Diulang pada mata di sebelahnya



18

§  Pemeriksaan lapang pandang :
-     Pasien duduk pada jarak 60 cm (2kaki) menghadap perawat sejajar dengan mata pemeriksa
-     Pasien menutup satu mata (mis:mata kiri) dan perawat/pemeriksa menutup matanya yang berlawanan dg pasien (mata kanan). pemeriksa menggerakkan jari/benda mulai dari luar lapang pandang ke dalam lapang pandang (mis :dari belakang kepala klien) dan klien diminta untuk memberitahukan pemeriksa jika sudah dapat melihat jari/benda tersebut
-     Jika perawat melihat jari tersebut sebelum klien melihatnya berarti lapang pandang klien menurun




Tahap Terminasi



19
Evaluasi respon pasien



20
Kontrak waktu



21
Mencuci tangan




Dokumentasi



22
Mencatat semua hasil pemeriksaan, tanggal & jam pemeriksaan & nama pemeriksa




Total





3)           Pemeriksaan Telinga :
Pemeriksaan Telinga luar :
(a)   Aurikula :
Aurikula normal  sejajar, simetris, titik atas perlekatan berada pada satu garis lurus dg kantus lateral/sudut mata, warna sama dengan wajah, halus tanpa lesi & nyeri tekan
(b)   Kanal telinga luar ;
Normal tidak terdapat sumbatan/membengkak, serumen warna kuning kecoklatan
(c)    Membran timpani :
Normal putih keabu-abuan mengkilat seperti mutiara saat terkena dari cahaya otoskop, bebas dari robekan dan retakan
Otoscope
Otoscopic Exam
Otoskop
Pemeriksaan dengan Otoskop

Ketajaman pendengaran :
o   Tes berbisik
o   Tes garpu talla :
1.      Rinne (perbandingan konduksi udara & tulang) :
2.      Weber (lateralisasi udara) :
head/neck weber picture

head/neck rinne
head/neck rinne
Weber
Rinne

STANDART OPERATING PROCEDURE ( SOP)
PEMERIKSAAN TELINGA

Nama Mahasiswa :……………………………………
No. Mahasiswa     :…………………………………...
No
Tindakan
NILAI
0
1
2w

Tahap Pre Interaksi



1
Memvalidasi catatan medis



2
Cuci tangan



3
Mempersiapkan peralatan :
-    Handscoon
-    Penlight
-    Otoskop
-    Speculum telinga




Tahap Orientasi




4
Memberi salam dan memperkenalkan diri



5
Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan



6
Memberi kesempatan bertanya




Tahap Kerja




7
Pemeriksaan Telinga luar :
(d)Aurikula :
Kaji bentuk, ukuran, kesimetrisan, posisi, warna, tekstur, nyeri tekan, lesi



8
(e) Kanal telinga luar ;
Untuk meluruskan kanal telinga :
-Anak : tarik aurikula ke belakang & ke bawah
-Dewasa : tarik aurikula ke belakang & keatas
inspeksi lubang kanal telinga, kaji ukuran, cairan, bau dengan menggunakan otoskop



9
(f)  Membran timpani :
Inspeksi Membran timpani dg menggunakan   cahaya otoskop



10
Pemeriksaan Ketajaman pendengaran :
o   Tes berbisik :
Jarak pemeriksa dg penderita 30-60cm, telinga di periksa satu persatu dg tes berbisik dan pasien disuruh mengulang kata-kata yang telah dibisikan
o   Tes garpu talla :
1.      Rinne (perbandingan konduksiudara & tulang) :
·           Pegang garputala dibagian dasarnya & ketukkan secara perlahan ditumit telapak tangan
·           Tempatkan bagian dasar garputala yg sedang bergetar di verteks garis tengah kepala klien/garis tengah dahi
·           Tanyakan pada klien apakah bunyi terdengar sama di kedua telinga atau lebih baik disalah satu telinga
2.    Weber (lateralisasi udara) :
·           Pegang garputala dibagian dasarnya & ketukkan secara perlahan ditumit telapak tangan
·           Tempatkan batang garputala di prosesus mastoiddeus klien
·           Mulai menghitung interval dg jam tangan
·           Minta klien untuk tidak memberitahu  jika bunyi tidak lagi terdengar, letakkan denan cepat garpu yg masih bergetar 1-2 cm di depan kanal telinga & meminta klien untuk memberitahujika bunyi tidak lagi terdengar, teruskan menghitungwaktu saat bunyi terdengar karena konduksi udara
·           Bandingkan  waktu konduksi udara & konduksi tulang




Tahap Terminasi



11
Mengevaluasi  Respon pasien



12
Kontrak waktu



13
Mencuci tangan




Dokumentasi




14
Mendokumentasikan ; hasil & waktu pemeriksaan,tanda tangan &  nama pemeriksa, respon pasien saat dan setelah pemeriksaan




Total





4)           Pemeriksaan Hidung :
1.      Hidung eksternal :
Normal : halus simetris, warna sama dengan wajah, septum dekat dg garis tengah, bagian anterior lebih tebal dr posterior
2.      Nares anterior  :
Normal : mukosa warna merah muda lembab tanpa lesi
3.      Sinus

STANDART OPERATING PROCEDURE ( SOP)
PEMERIKSAAN HIDUNG
Nama Mahasiswa …………………………………………………………..
No. Mahasiswa     :………………………..........................................................
No
Tindakan
NILAI
0
1
2

Tahap Pre Interaksi



1
Memvalidasi catatan medis



2
Cuci tangan



3
Mempersiapkan peralatan :
-       Speculum hidung
-       Penlight
-       Handscoon




Tahap Orientasi




4
Memberi salam dan memperkenalkan diri



5
Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan



6
Memberi kesempatan bertanya




Tahap Kerja




7
1)        Hidung eksternal :
·         kaji bentuk, ukuran,warna kulit, adanya deformitas/inflamasi hidung
·         inspeksi septum : kesejajaran, adanya perforasi, perdarahan
2)        Nares anterior  :
·                     kaji  warna mukosa, lesi, pembengkakan, perdarahan, sekresi hidung
·                     Kaji adanya sumbatan : klien menyumbat salah satu lubang hidung dan dianjurkan bernafas dengan mulut tertutup kemudian di ulang pada lubang hidung sebelahnya
3)        Sinus :
·         Palpasi area fasialis frontal & maksiler, area frontal (di bawah alis)
·         Transluminasi :
-       Sinus maksilaris:
Dg menggunakan senter kecil/transluminator sinus pemeriksa menempatkan cahaya lateral pada hidung klien tepat di medialis mata, saat klien membuka mulut,perawat melihat palatum 
-            Sinus  frontalis :
Dg menggunakan senter kecil/transluminator sinus pemeriksa menempatkan cahaya lateral pada supra orbital (tepat di bawah alis), normal : terlihat cahaya diatas alis




Tahap Terminasi



8
Mengevaluasi  Respon pasien



9
Kontrak waktu



10
Mencuci tangan




Dokumentasi




11
Mendokumentasikan : hasil & waktu pemeriksaan,respon pasien saat & setelah pemeriksaan, tanda tangan & nama pemeriksa




Total






5)           Pemeriksaan mulut :
(1)   Bibir :
Normal bibir warna merah muda, lembab, simetris & halus
(2)   Mukosa bukal, gusi & gigi
·         Mukosa bukal : normal warna merah muda, halus, lembab
·         Gusi normal : warna merah muda, halus, lembab, melekat erat di gigi
·         Gigi : Kaji posisi, kesimetrisan, warna, karies gigi, gigi yang tanggal
(3)   Lidah :
Normal : merah muda/sedang, lembab, sedikit kasar pada permukaan & halus sepanjang tepi lidah
(4)   Palatum :
Normal  warna merah muda,tidak ada defek pada palatum mole & durum

6)           Pemeriksaan Faring :
1)      Faring :
Normal : warna merah muda, bentuk simetris,tdk ada edema, tidak ada lesi
normal mouth
normal mouth
Pemeriksaan Pharing



STANDART OPERATING PROCEDURE ( SOP)
PEMERIKSAAN MULUT & FARING

Nama Mahasiswa :……………………………………
No. Mahasiswa     :…………………………………...
No
Tindakan
NILAI
0
1
2

Tahap Pre Interaksi



1
Memvalidasi catatan medis



2
Cuci tangan



3
Mempersiapkan peralatan :
-    Tongue spatel/spatel lidah
-    Handscoon
-    Penlight




Tahap Orientasi




4
Memberi salam dan memperkenalkan diri



5
Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan



6
Memberi kesempatan bertanya




Tahap Kerja




7
1.       Bibir :
-Persiapan Pemeriksaan : anjurkan klien untuk menghapus lipstick sebelum pemeriksaan
-Kaji warna, tektur, hidrasi



8
2.       Mukosa bukal, gusi & gigi :
-     Persiapan pemeriksaan : anjurkan klien untuk melepas gigi palsunya & membuka mulutnya k/p mengunakan spatel lidah, perawat menggunakan handscoon
-     Mukosa bukal : kaji warna, hidrasi,tekstur,lesi, mukosa normal warna merah muda,halus,lembab
-     Gusi : kaji warna, edema, retraksi, perdarahan, lesi. Normal : warna merah muda, halus,lembab,melekat erat di gigi
-     Gigi : Kaji posisi, kesimetrisan,warna,karies gigi, gigi yang tanggal



9
3.       Lidah :
-                     Kaji warna, ukuran, posisi, tekstur, lesi. Normal : merah muda/sedang,lembab,sedikit kasar pada permukaan & halus sepanjang tepi lidah



10
4.       Palatum :
Kaji warna, bentuk tekstur,adanya tonjolan tulang,defek pada palatum mole & durum



11
5.       Pemeriksaan Faring :
-     Klien sedikit menengadahkan kepala ke belakang, membuka mulut dg lebar
-     Perawat menempatkan ujung spatel lidah di bagian sepertiga tengah dari tengah
-     Dengan menggunakan senter, inspeksi uvula, tonsil & palatum lunak Inspeksi warna, kontur, edema, lesi




Tahap Terminasi



12
Mengevaluasi  Respon pasien



13
Kontrak waktu



14
Mencuci tangan




Dokumentasi




15
Mendokumentasikan : hasil & waktu pemeriksaan, tanda tangan & nama pemeriksa, respon pasien




Total





7)   Pemeriksaan Leher
Pemeriksaan leher :
-       Bentuk leher, warna kulit, posisi trakea
-       Kelenjar limfe
-       Kelenjar thyroid

Lymph nodes of the head and neck

Gb. Kelenjar Limfe


.Thyroid Exam
head/neck palpation

Pemeriksaan Kelenjar Thyroid
Pemeriksaan Kelenjar Limfe

thyroid anatomy
Lokasi Kelenjar Throid


STANDART OPERATING PROCEDURE ( SOP)
PEMERIKSAAN LEHER

Nama Mahasiswa :……………………………………
No. Mahasiswa     :…………………………………...
No
Tindakan
NILAI
0
1
2

Tahap Pre Interaksi



1
Memvalidasi catatan medis



2
Cuci tangan



3
Mempersiapkan peralatan :
o    




Tahap Orientasi




4
Memberi salam dan memperkenalkan diri



5
Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan



6
Memberi kesempatan bertanya




Tahap Kerja




7
·        Inspeksi :
-  Pembengkakan
-  Perubahan warna kulit leher
-  Bentuk leher dari depan,samping,belakang
-  Kesimetrisan leher bagian kanan dan kiri

 




7
·        Palpasi :
-     Pembengkakan/pembesaran glandula limfatika (lokasi, ukuran dan konsistensi)
-     Raba nadi karotis komunis kanan & kiri (2-3 cm sebelah lateral jakun)
-     Kelenjar tiroid :
-       Raba fosasuprasternal dengan jari 2,3 & 4
-       Anjurkan penderita untuk menelan
-       Catat adanya pembesaran, konsistensi, pulsasi
-       Ukur lingkaran leher melalui vertebra cervicalis 7 dan ruangan di bawah kartilago tiroidea.
·        Auskultasi :
-       Letakan stetoskop pada daerah larynx tepat di atas tepi atas sternum
-       Cobalah mendengarkan suara vaskuler yang menunjukkna adanya kelainan kelenjar tiroid
-       Kemudian letakkan stetoskop pada tempat pulsasi arteri karotis komunis dan dengar adanya bising




Tahap Terminasi



8
Mengevaluasi  Respon pasien



9
Kontrak waktu



10
Mencuci tangan




Dokumentasi




11
Mendokumentasikan : hasil & waktu pemeriksaan, tanda tangan & nama terang pemeriksa,respon pasien saat & setelah pemeriksa




Total






8)      Pemeriksaan Thorax
a.                                                                              Batas Paru:
-          Apex paru terletak kurang lebih 2‑4 cm diatas sepertiga medial klavikula.
-          Batas bawah paru menyilang kosta, ke 6 pada linea midclavikula, dan menyilang kosta ke 8 pada linea midaxilaris.
-          Pada dinding belakang batas bawah adalah pada level prosesus spinosus vertebra thorakalis ke 10.
-          Batas ini dapat turun sampai ke vertebra thorakalis ke 12 pada inspirasi dalam.
                                                        
b.                                                                              Suara nafas :
-       Suara nafas berasal dari saluran nafas besar yang melalui paru diteruskan ke dinding dada, dapat didengar dengan stetoskop.
-       Normal suara nafas adalah suara lembut dengan frekuensi rendah pada waktu inspirasi dan akan melemah dan kemudian menghilang pada awal ekspirasi. Suara ini disebut suara vesikuler.
-       Dengarkan di daerah dada bagian bawah, di linea midaxilaris, atau sedikit lebih ke belakang. Walaupun suara ekspirasi terdengar pendek pada kenyataannya, ekspirasi berlangsung lebih lama daripada yang terdengar.
-       Apabila anda mendengarkan suara nafas di dekat trachea (misalnya diatas manubrium, atau diantara, scapula) suara yang terdengar akan lebih keras, dan bernada lebih tinggi. Perbedaan suara, ini lebih jelas terdengar pada waktu ekspirasi. Suara ini disebut suara nafas bronkhiale.
-       Apabila suara ini terdengar di daerah yang terletak jauh dari sumber suara nafas maka merupakan suatu kelainan
-       Perhatikan bahwa dalam menilai kualitas suara nafas kita harus memperhatikan durasi, nada intensitasnya. Karakteristik bunyi nafas

Suara
Nafas
Durasi Inspirasi &
Ekspirasi
Nada

Lokasi normal
Vesikuler
Inspirasi > lama dari ekspirasi
Rendah,halus, rendah
Semua bagian paru yang jauh dari Trakhea dan bronkhi besar
Bronkhial
ekspirasi > Inspirasi
Tinggi & kasar
sterni atau scapulae
Bronko vesikuler
inspirasi = ekspirasi
lebih kasar
dipercabangan bronkus&trakea
Trakeal
inspirasi=ekspirasi
nada sangat tinggi&keras
terdengar diatas trakea

9)      Jantung  :
-        Ventrikel kiri  penting secara klinis, karena merupakan batas kiri jantung dan menentukan iktus kordis.
-        lktus kordis ini adalah suatu denyutan sistolis sekilas yang biasanya ditemukan pada spatium interkosta ke‑5 7‑9 cm dari linea. Midsternalis.
-        Suara Jantung :
·           Pada waktu ventrikel mulai berkontraksi, tekanan di dalamnya dengan tiba‑tiba meningkat melebihi tekanan arterial, sehingga suara jantung pertama menyebabkan katup mitral tertutup. Penutupan katub mitral ini yang menyebabkan (S1)
·           Pada waktu tekanan di dalam ventrikel terus bertambah, tekanan menjadi lebih besar dari pada tekanan diastolik di aorta, menyebabkan terbukanya katub aorta. Membukanya katub aorta tidak selalu terdengar, tetapi pada beberapa keadaan patologis, suara ini terdengar disertai oleh suara pancaran dari awal sistolik
·           Pada awal ventrikel memompakan sebagian darahnya, tekanan ventrikel menjadi turun. Pada waktu tekanan ventrikel berada di bawah tekanan aorta, katub aorta menutup. Menutupnya katub aorta ini menyebabkan timbuInya suara jantung kedua (S2)
·           Ketika tekanan di dalam ventrikel terus menurun selama relaksasi ventrikel sehingga lebih rendah daripada tekanan aorta, katub mitral akan terbuka. Biasanya ini tidak terdengar, tetapi kadang­-kadang terdengar sebagai opening snap pada keadaan stenosis mitralis.
·           Periode berikutnya adalah pengisian darah ke ventrikel dengan cepat pada waktu diastole awal dimana darah mengalir dari atrium ke ventrikel. Pada anak‑anak atau dewasa muda suara ini bisa terdengar sebagai suara jantung ketiga (S3).
·           Akhimya, walaupun tidak terdengar pada dewasa normal, suara jantung keempat menandai kontraksi atrium. Suara ini sedikit mendahului suara jantung pertarna

10)  Pemeriksaan Dada (Thorax)
Tujuan :    Mendapatkan kesan dari bentuk dan fungsi darI dada dan alat‑alat dalam yang ada di dalam dada dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
a.      Inspeksi
b.      Palpasi :
·      Paru bagian depan
Rasakan gerakan dada, bandingkan pengembangan paru kanan dan kiri
·      Paru bagian belakang :
Pemeriksaan vokal fremitus, Ukur lingkaran dada pada saat inspirasi kuat dan ekspirasi kuat
lung excursion

·      Pemeriksaan Jantung (dada depan):
a.       Apabila ada kelainan pembesaran jantung (cardiomegali), maka iktus kordis akan bergeser sesuai kelainannya.
b.      Catat adanya vibrilasi (thrillis)pada daerah atas.
cardiac pmi
Palpasi Iktus Cordis
c.       Perkusi
§  Tujuan:
‑     Mengetahui batas‑batas, ukuran, posisi, dan kualitas jaringan atau alat (paru, jantung) yang berada didalamnya.
‑     Mengetahui apakah organ yang kita perkusi berisi udara, cairan, atau masa padat. Walaupun demikian, perkusi hanya menembus sedalam 5‑7 cm saja, sehingga tidak dapat mendeteksi lesi yang letaknya dalam.
§  Tekhnik perkusi:
-          Hiperextensikan jari tengah tangan kiri anda
-          Tekankanlah sendi inter falangeal kuat‑kuat pada permukaan yang diperkusi.
-          Hindarkan kontak dengan bagian tangan yang lain, karena akan mengganggu suara yang dihasilkan.
-          Gunakanlah ujung jari tangan kanan anda, dengan posisi yang sedapat mungkin tegak lurus dengan jari yang diketok
-          Dengan kuat, tajam, dan dengan gerakan pergelangan yang santai, ketoklah ujung jari tengah kiri dengan ujung jari tengah kanan anda, dengan demikian anda meneruskan getaran dari tulang jari tengah anda ke jaringan yang anda perkusi. 
-          Sesudah mengetok, cepat angkat lagi tangan kanan anda, agar tidak mengganggu getaran yang telah anda ciptakan.
§  Paru –paru :
Tujuan :  Untuk mendapatkan kesan batas‑batas pengembangan paru dan derajat elastisitas paru serta pleura
d.      Auskultasi Paru :
Tujuan : Menentukan ada tidaknya perubahan dalam saluran pernafasan maupun paru‑paru


STANDART OPERATING PROCEDURE ( SOP)
PEMERIKSAAN JANTUNG DAN PARU

Nama               :..................................................................................................
No. Mhs.         :..................................................................................................
No
Aspek yang Dinilai
Nilai


0
1
2

Tahap Pre Interaksi



1
Memvalidasi catatan medis



2
Cuci tangan



3
Mempersiapkan peralatan :
o   Stetoskop
o   Metline
o   Handscoon k/p
o   Lampu sorot k/p




Tahap Orientasi




4
Memberi salam dan memperkenalkan diri



5
Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan



6
Memberi kesempatan bertanya




Tahap Kerja




7

Tutup pintu/tirai/pasang sampiran




8

Bantu pasien melepas baju atas




9
Inspeksi Thorax :
-     Dari Depan :
-  Perhatikan bentuk dada (iga, sternum, dan kolumna vertebralis)
-  Kaji adanya deviasi
-  Perhatikan interkostal: mencekung/ retraksi saat inspirasi
-  Cari adanya pulsasi (Iktus kordis)
-  Cari adanya bendungan venosa dari depan
-  Perhatikan klavikula, fosa supra dan infraklavikular
-  Catat adanya kelainan jumlah dan bentuk iga
-     Dari belakang :
‑  Perhatikan letak dan bentuk skapula (Ujung bawah skapula terletak  setinggi VT 8)
-    Perhatikan jalan dan bentuk kolumna vertebralis (catat adanya kifosis, skoliosis dan lordosis)



10
Palpasi :
·                     Paru bagian depan :
·      Letakkan kedua telapak tangan di dada depan
·      Penderita diminta menarik nafas
·      Rasakan gerakan dada, bandingkan pengembangan paru kanan dan kiri
·                     Paru bagian belakang :
  • letakkan telapak tangan dipunggung, rasakan dan bandingkan gerakan nafas kanan dan
  • kiri
  • Pemeriksaan vokal fremitus:
  • Penderita diminta untuk mengatakan angka 88
  • Kemudian letakkan kedua tangan pada bagian belakang
  • dada dan bandingkan getarannya/fremitus suara antara  
  • kanan dan kiri
  • Ukur lingkaran dada pada saat inspirasi kuat dan ekspirasi kuat
·                     Jantung (dada depan):
  • palpasi interkostal 4 dan 5 dengan keempat jari tangan kanan, ibu jari di linea medio
  • klavikularis kiri, rasakan pulsasi yang ada (Iktus kordis)



11
Perkusi :
§  Paru bagian depan :
-      Lakukan perkusi dari fosa supra klavikula  ke bawah,bandingkan  kanan dan kiri
-      Lanjutkan perkusi sampai suara sonor hilang
-      Penderita diminta bernafas dalam
-      Kemudian mintalah penderita untuk mengangkat kedua belahtangan dan lakukan perkusi mulai dari ketiak­
-      Pada penderita sehat batas hilangnya suara sonor akan bergeser ke Bawah
-      Perbedaan daerah hilangnya suara sonor merupakan besarnyaperkembangan paru
§  Menentukan batas paru dan hati :
o Penderita tetap berbaring
o lakukan perkusi, di daerah mana merupakan
batas paru dan hati,suara sonor akan berubah
o menjadi redup/pekak.
o Berilah tanda pada batas tersebut.
§  Paru bagian belakang :
·         Penderita diminta duduk tegak
·         Mulailah dari atas ke bawah secara sistematis
  • Bandingkan kanan dan kiri (biasanya daerah perkusi paru kanan lebih tinggi hilangnya dari daerah kiri, karena adanya hati).
·         Tepi bawah paru umumnya didapatkan pada setinggi prosessus
·         spinosus VT ke 10 atau 11
·         Tentukan pula gerakan pernafasan



12
Auskultasi :
§                                  Auskultasi Paru :
§   Pasien diminta menarik nafas pelan‑pelan dengan mulut terbuka.
§   Lakukan auskultasi secara sistematik, dengarkan tiap kali secara lengkap satu periode dan ekspirasi.
§   Bandingkan kanan dan kiri
§   Mulailah di daerah depan diatas klavikula.
§   Setelah mendengarkan daerah ini, teruskan auskultasi di bagian belakang dada, mulai dari atas ke bawah sesuai gambar di samping.
§   Perhatikan apabila ada perubahan suara.
§   Tentukan secara pasti lokasi perubahan suara.



13
§                        Auskultasi Jantung :
‑     Penderita dalam posisi berbaring dengan sudut 30 derajat
‑     dan  bernafas biasa dalam suasana relaks
‑     Pusatkan perhatian pertama pada suara dasar jantung, baru perhatikan adanya suara tambahan
‑     Mulailah auskultasi pada beberapa tempat :
-     di daerah apeks (dengan bagian bell)
-     di ruang interkostal 2 kiri kearah stenum
-     di ruang interkostal 4 dan 5 kiri ke arah sternum (dengan bagian bell)
-     Perhatikan irama dan frekuensi suara jantung
-     Perhatikan adanya suara‑suara tambahan atau suara yang pecah.




Tahap Terminasi



14
Mengevaluasi  Respon pasien



15
Kontrak waktu



16
Mencuci tangan




Dokumentasi




17
Mendokumentasikan : hasil dan waktu pemeriksaan,tanda tangan & nama pemeriksa, respon pasien saat dan setelah pemeriksaan




Total Skore




11)  PEMERIKSAAN ABDOMEN
Adomen dapat di agi menjadi 4 kuadaran menurut 2 garis imajiner yang saling tegak lurus dan berpotongan di umbilicus :
a.       Kuadran kanan atas
b.      Kuadran kanan bawah
c.       Kuadran kiri atas
d.      Kuadran kiri bawah

Akan tetapi dapat digunakan system pembagian lain, yang membagi abdomen menjadi 9 bagian
a.       Hypochondric kanan
b.      Epigastrik
c.       Hypochondric kiri
d.      Lumbar kanan
e.       Umbilical
f.       Lumbar kiri
g.      Iliac kanan
h.      hypogastrik
i.        Iliac kiri




Inspeksi          :
1.      kulit abdomen : adakah sikatrik, striae, pelebaran vena, rash dan  lesi.
2.      umbilicus : bentuk dan lokasi, apakah ada tanda-tanda inflamasi/hernia
3.      permukaan (countur) abdomen : termasuk daerah inguinal dan femoral (datar, bulat, protuberant/scapoid. Penonjolan melengkung akibat acites, penonjolan suprapubik karena kehamilan/kandung kemih penuh, tonjolan asimetris akibat pembesaran organ setempat/masa
4.      pembesaran organ : perhatikan penonjolan hepar/lien di bawah arcus costa pasien saat inspirasi dalam
5.      pulsasi aorta : terkadang dapat terlihat daerah epigastrium

Auskultasi      :
1.      Peristaltic usus :
-          Perhatikan karakter & frekuensi peristaltik usus
-          frekuensi normal 5-35x/mnt
2.      Bising sistole & diastole :
-          Bising sistole & diastole di daerah epigastrium, kuadran kanan & kiri atas
-          Bising sistole & diastole menunjukan adanya stenosis arteri renalis

Palpasi            :
Tujuan :
·         Mengetahui ketegangan otot
·         Mengetahui nyeri tekan abdomen
·         Mengetahui organ/masa superficial
Pemeriksaan Hepar :
Normal hepar : lunak tegas, tidak berbenjol-benjol
Lien :
Normal lien tidak teraba
Ginjal :
Normal lien tidak teraba, dapat teraba pada orang kurus

Perkusi           :
Tujuan :
-    Untuk mengetahui ukuran hepar,lien
-    Untuk mengetahui adanya asites
-    Untuk mengetahui masa padat/kistik
-    Untuk mengetahui adanya udara pada lambung & usus


STANDART OPERATING PROCEDURE ( SOP)
PEMERIKSAAN ABDOMEN

Nama Mahasiswa :……………………………………
No. Mahasiswa     :…………………………………...
No
Tindakan
NILAI
0
1
2

Tahap Pre Interaksi



1
Memvalidasi catatan medis pasien



2
Cuci tangan



3
Mempersiapkan peralatan :
o   Stetoskop
o   Handscoon




Tahap Orientasi




4
Memberi salam dan memperkenalkan diri



5
Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan



6
Memberi kesempatan bertanya




Tahap Kerja




7
Inspeksi :
o  kulit abdomen : warna, keutuhan
o  umbilicus : bentuk,warna dan lokasi
o  permukaan (countur) abdomen : daerah inguinal dan femoral
o  pembesaran organ



8
Auskultasi :
o  Perhatikan karakter & frekuensi peristaltik usus
o  Dengarkan Bising sistole & diastole di epigastrium, kuadran kanan & kiri atas.



9
Palpasi :
·         Hepar :
·      Letakkan tangan kiri di belakang pinggang menyangga kosta ke 11 & 12 dengan posisi sejajar dengan kosta, ajurkan pasien untuk rileks, tangan kanan mendorong hepar ke atas dan kedalam dengan lembut
·      Anjurkan pasien inspirasi dalam & rasakan sentuhan hepar saat inspirasi, jika teraba sedikit kendorkan jari & raba permukaan anterior hepar
·         Lien :
·      Letakkan tangan kiri menyangga & mengangkat kosta bagian bawah sebelah kiri pasien
·      Tangan kanan diletakkan di bawah arcus costa, lakukan tekanan kearah lien
·      Anjurkan pasien untuk inspirasi dalam & rasakan sentuhan lien pada ujung jari, perhatikan apakah ada nyeri tekan, bagaimana permukaannya, perkirakan jarak antara lien  dengan batas terendah dari kosta kiri terbawah.
Ginjal: :
     1. Ginjal kanan :
o    Letakkan tangan kiri di pinggang pasien, paralel pada kosta ke 12, dengan ujung jari anda menyentuh sudut kostovertebral
o    Angkat dan dorong ginjal kanan ke depan
o    Letakkan tangan kanan di kuadran kanan atas di sebelah lateral sejajar terhadap otot rektus, anjurkan pasien untuk nafas dalam
o    Waktu puncak inspirasi tekanlah tangan kanan anda dalam-dalam ke kuadran kanan atas, dibawah arcus costa & cobalah untuk ”menangkap” ginjal di kedua tangan kanan & rasakan bagaimana ginjal kembali ke posisi waktu ekspirasi, apabila ginjal terab tentukan ukurannya, ada tidaknya nyeri tekan
o         2. Ginjal kiri :
o  Gunakan tangan kanan untuk menyangga & mengangkat dari belakang
o  Tangan kiri untuk meraba pada kauadran kiri atas, lakukan pemeriksaan seperti
pemeriksaan ginjal kanan



8
Perkusi :
·         Hepar :
o    Garis midklavikula kanan mulai dari bawah umbilikus keatas, sampai terdengar suara redup yang merupakan batas bawah hepar
o    Lakukan perkusi dari daerah paru ke bawah untuk menetukan batas atas hepar, ukurlah berapa sentimeter tinggi daerah redup hepar tersebut                          
·         Lien :
o    Perkusi daerah intercosta terbawah di garis axilaris anterior kiri, kemudian minta pasien untuk inspirasi panjang & lakukan perkusi lagi, jika lien tidak membesar suara perkusi tetap timpani, apabila suara menjadi redup saat inspirasi berarti ada pembesaran lien
o    Perkusi lien dari berbagai arah, jika diketemukan daerah redup yang luas berarti terdapat pembesaran lien




Tahap Terminasi



9
Mengevaluasi  Respon pasien



10
Kontrak waktu



11
Mencuci tangan




Dokumentasi




12
Mendokumentasikan : hasil & waktu pemeriksaan, nama & tanda tangan pemeriksa, respon pasien saat & setelah pemeriksaan




Total























PEMERIKSAAN NEUROLOGI

1.      Test Fungsi Cerebral/kortikal
a.      Pemeriksaan tingkat kesadaran :
Menggunakan Glascow Coma Scale (GCS), berdasarkan penilaian respon mata, bicara & motorik.

Aspek
Respon
Nilai
EYE
Membuka mata spontan
4

Membuka dengan verbal
3

Membuka dengan rangsang nyeri
2

No respon
1
VERBAL
Orientasi baik
5

Membentuk kalimat tapi kacau (bingung)
4

Mampu mengucap kata tapi tidak dapat membentuk kalimat
3

Mengeluarkan suara, kata tidak berarti
2

No respon
1
MOTORIK
Gerakan sesuai perintah
6

Dapat menunjukkan rangsang sensori di kulit
5

Gerakan menarik diri dari nyeri
4

Gerakan fleksi abnormal
3

Gerakan ekstensi abnormal
2

No respon
1
b.      Orientasi terhadap orang, tempat & waktu:
1)      Mengkaji orientasi terhadap orang : menanyakan namanya/respon membuka mata saat namanya dipanggil
2)      Mengkaji orientasi terhadap tempat : menanyakan alamat rumah, tempat sekarang berada (RS)
3)      Mengkaji orientasi terhadap waktu : menanyakan hari/tanggal, apakah siang/malam
c.       Daya ingat (Memori) :
Ada 3 jenis memori menurut waktu retensinya, yaitu :
1)      Immediate memory (segera setelah kejadian),mis : menanyakan naik apa ke RS
2)      Recent Memory (beberapa menit, jam & hari setelah kejadian),mis : sebelum masuk RS apakah klien sudah makan
3)      Remote memory / post memory (beberapa tahun=jangka waktu lama),mis: klien lahir dimana
d.      Kemampuan Bicara :
-          Kemampuan menerima & menyampaikan informasi
-          Pemeriksaan kemampuan menyampaikan informasi :Klien dianjurkan mengulangi kata/kalimat yang diucapkan pemeriksa, dinilai apakah klien mampu mengucapkan dengan jelas
-          Pemeriksaan kemampuan menerima informasi : Klien diminta untuk membaca kalimat kemudian pemeriksa menanyakan maksud bacaan/ klien diminta menulis kata/kalimat yang didiktekan pemeriksa, amati apakah klien dapat menulis dengan benar
2.      Test Fungsi Motorik dan Fungsi Cerebelum :
    1. Test keseimbangan :
Pasien disuruh berjalan lurus di jalan lintasan
    1. Test keseimbangan koordinasi :
Pasien disuruh tunjuk hidung sendiri dan tunjuk jari pemeriksa yang tepat berada di depan pasien secara bergantian terus menerus
    1. Test kekuatan otot/tonus otot :
Penilaian kekuatan otot dengan 2 cara :
-          Pemeriksa menggerakkan ekstremitas pasien dan pasien mempertahankan nya
-          Pasien menggerakkan ekstremitas pasien dan pemeriksa menahannnya
Penilaiannya menggunakan 6 penilaian /gradasi :
0        : Bila tidak terlihat kontraksi otot
1        : Terlihat kontraksi tetapi tidak ada gerakan pada sendi
2        : Ada gerakan pada sendi tetapi tidak dapat melawan gravitasi
3        : Bisa melawan gravitasi tetapi tidak dapat menahan/melawan tahananpemeriksa
4        :Bisa bergerak melawan tahanan pemeriksa tetapi kekuatannya berkurang
5        : Dapat melawan tahanan pemeriksa dengan kekuatan maksimal

T ki
 
T ka
 
Pencatatan hasil pemeriksaan kekuatan otot adalah :
 





3.      Test Fungsi Sensori :
-          Tes sensibilitas daerah dermatom
-          Alat yang dipakai :
o   Jarum tajam dan tumpul
o    Botol berisi air hangat dan dingin
o   Garpu tala
-       Cara pemeriksaan :
o   Tutup mata pasien
o   Lakukan tes sensibilitas terhadap rangsang panas,, dingin, getar, posisi tajam dan tumpul mulai dari tangan sesuai dermatom
4.      Test Fungsi Reflek :
1)      Reflek Fisiologis :
    1. Reflek kornea :
Menyentuhkan kapas pada limbus kornea mata kanan dan pasien  disuruh melirik kekiri, begitu pula sebaliknya, kalau posistif mata pasien akan mengedip
    1. Reflek pharing :
Pharing pasien digores dengan spatel di katakan posistif bila reaksinya muntah, negatif bila pasien tidak muntah
    1. Reflek cahaya :
Mata di beri sinar penligth/senter dari samping, normalnya akan terjadi penyempitan dari  diafragma mata tersebut, pupil dari mata yang sebelah juga juga akan menyempit
    1. Reflek Biceps :
Mengetuk tendon otot triceps di daerah fossa kubiti dimana lengan pada posisi fleksi  didaerah siku, positif bila terjadi kontraksi otot bisep dan gerakan fleksi lengan bawah
65.gif
    1. Reflek Triceps :
Cara membangkitkannya dengan mengetuk tendon otot tricep di daerah siku di mana lengan pada posisi fleksi di daerah siku. Positif bila terjadi kontraksi otot tricep dan gerakan ekstensi lengan bawah.
66.gif
    1. Reflek Brachioradialis :
Mengetuk tendon otot brachioradialis di daerah proksimal pergelangan tangan, hasil positif bila terdapat kontraksi otot brachioradialis dan gerakan fleksi lengan bawah
67.gif
    1. Reflek Quadriceps :
Mengetuk tendon otot quadriceps didaerah lutut, posisi tungkai fleksi sendi daerah lutut, hasil positif bila terjadi kontraksi otot quadriceps di daerah achilles/gerakan ekstensi tungkai bawah
    1. Reflek Gastroremeus :
Mengetuk tendon otot gastrocemeus di daerah achiles, posisi tungkai sedikit fleksi di daerah lutut, hasil positif bila terdapat kontraksi otot gastrocremeus/gerakan ekstensi kaki
69.gif

2)      Reflek Pathologis :
-          Reflek Babinski
Menggores bagian lateral telapak kaki pasien dari belakang ke depan, hasil positif bila terdapat dorsoekstensi ibu jari & gerakan abduksi dari jari-jari lainnya
73.gif
-          Reflek Chaddock
Menggores bagian dorsoteral kaki pasien dari belakang kedepan, hasil positif bila gerakan dorsoekstensi dari ibu jari & gerakan abduksi dari jari-jari lainnya
  1. Test rangsang Meningeal :
    1. Tes kaku kuduk :
Klien berbaring tanpa bantal, lakukan fleksi leher ke lateral terlebih dahulu lemudian lakukan fleksi leher mendekatkan dagu ke sternum, positif bila kepala ikut terangkat leher tidak bisa fleksi
    1. Tanda Kernig :
Ekstensi sendi lutut pada posisi fleksi sendi paha 90 derajat akan menimbulkan  nyeri sepanjang perjalanan nervus ishiadicus
                                                                                                 


STANDART OPERATING PROCEDURE ( SOP)
PEMERIKSAAN NEUROLOGI

Nama Mahasiswa :……………………………………
No. Mahasiswa     :…………………………………...
No
Tindakan
NILAI
0
1
2

Tahap Pre Interaksi



1
Memvalidasi catatan medis pasien



2
Cuci tangan



3
Mempersiapkan peralatan :
o  Hamer reflek
o  Penlight




Tahap Orientasi




4
Memberi salam dan memperkenalkan diri



5
Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan



6
Memberi kesempatan bertanya




Tahap Kerja




7
Tes Fungsi Cerebral :
-     Pemeriksaan tingkat kesadaran (GCS)
-     Pemeriksaan orientasi thd orang,waktu & tempat
-     Pemeriksaan memori
-     Pemeriksaan kemampuan bicara



8
Test Fungsi Motorik dan Fungsi Cerebelum :
-          Test keseimbangan
-          Test keseimbangan koordinasi
-          Test kekuatan otot/tonus otot



9
Test Fungsi Sensori



10
Test Fungsi Reflek :
Reflek Fisiologis :
·         Reflek kornea :
Menyentuhkan kapas pada limbus kornea mata kanan dan pasien  disuruh melirik kekiri, begitu pula sebaliknya.
·         Reflek pharing :
Pharing pasien digores dengan spatel
·         Reflek cahaya :
Mata di beri sinar penligth/senter dari samping, lihat  diafragma pupil kedua mata tersebut.
·         Reflek Biceps :
Mengetuk tendon otot triceps di daerah fossa kubiti dimana lengan pada posisi fleksi  didaerah siku.
Reflek Pathologis :
-          Reflek Babinski :
Menggores bagian lateral telapak kaki pasien dari belakang ke depan
-          Reflek Chaddock :
Menggores bagian dorsoteral kaki pasien dari belakang kedepan, hasil positif bila gerakan dorsoekstensi dari ibu jari & gerakan abduksi dari jari-jari lainnya



11
Test rangsang Meningeal :
-          Tes kaku kuduk :
Klien berbaring tanpa bantal, lakukan fleksi leher ke lateral terlebih dahulu kemudian lakukan fleksi leher mendekatkan dagu ke sternum
-          Tanda Kernig :
 Ekstensi sendi lutut pada posisi fleksi sendi paha  90 derajat




Tahap Terminasi



12
Mengevaluasi  Respon pasien



13
Kontrak waktu



14
Mencuci tangan




Dokumentasi




15
Mendokumentasikan : hasil & waktu pemeriksaan, nama & tanda tangan pemeriksa, respon pasien saat & setelah pemeriksaan




Total






                                                                                   







PEMERIKSAAN GENETALIA & ANUS

  1. Pemeriksaan Genetalia :
1.    Pemeriksaan Genetalia Pria :
-       Inspeksi warna, kelembaban, keutuhan,pembengkakan di daerah penis & testis
-       Inspeksi introitus uretra lihat discarge nanah
-       Inspeksi corona glandis, lihat adanya ulcus
-       Palpasi kedua scrotum & preputium, kaji adanya pembengkakan, fimosis & para fimosis
2.    Pemeriksaan Genetalia perempuan :
-          Inspeksi vagina secara keseluruhan adakah prolapsus uteri, benjolan kelenjar bartholin
-          Inspeksi secret vagina :
o   Normal jernih tidak gatal
o   Coklat : Carsinoma,endometriosis
o   Putih berbusa : tricomonas vaginalis
o   Kuning kehijauan lengket : GO
  1. Pemeriksaan Anus :
Inspeksi ekterna,fissura,fistula, keganasan


STANDART OPERATING PROCEDURE ( SOP)
PEMERIKSAAN GENETALIA

Nama Mahasiswa :……………………………………
No. Mahasiswa     :…………………………………...
No
Tindakan
NILAI

0
1
2

Tahap Pre Interaksi



1
Memvalidasi catatan medis pasien    



2
Cuci tangan



3
Mempersiapkan peralatan :
-       Handscoon
-       Lampu senter/lampu sorot




Tahap Orientasi




4
Memberi salam dan memperkenalkan diri



5
Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan



6
Memberi kesempatan bertanya




Tahap Kerja




7
Inspeksi :
1.           Pemeriksaan Genetalia Pria :
-       Inspeksi warna, kelembaban, keutuhan,pembengkakan di daerah penis & testis
-       Inspeksi introitus uretra lihat discarge nanah
-       Inspeksi corona glandis, lihat adanya ulcus
-       Palpasi kedua scrotum & preputium, kaji adanya pembengkakan, fimosis & para fimosis
2.           Pemeriksaan Genetalia perempuan :
-       Inspeksi vagina secara keseluruhan adakah prolapsus uteri, benjolan kelenjar bartholin
-       Inspeksi secret vagina :
§  Normal jernih tidak gatal
§  Coklat : Carsinoma,endometriosis
§  Putih berbusa : tricomonas vaginalis
§  Kuning kehijauan lengket : GO




8
Palpasi
1.           Pemeriksaan Genetalia Pria :
Palpasi kedua scrotum & preputium, kaji adanya pembengkakan, fimosis & para fimosis
2.           Pemeriksaan Genetalia perempuan :
-                      Palpasi pubis & labia mayora
-                      Kaji adanya bengkak, merah dan nyeri




Tahap Terminasi



9
Mengevaluasi  Respon pasien



10
Kontrak waktu



11
Mencuci tangan




Dokumentasi




12
Mendokumentasikan : hasil & waktu pemeriksaan, nama & tanda tangan pemeriksa, respon pasien saat & setelah pemeriksaan




Total







PEMERIKSAAN EKSTREMITAS

  1. Ekstremitas Atas :
Persiapan :
-          Posisi pasien duduk
-          Anjurkan pasien melepas perhiasan pada pergelangan tangan & jari-jari tangan dan baju k/p
  1. Ekstremitas Bawah
Persiapan :
-          Posisi pasien duduk/berbaring
-          Anjurkan pasien melepas/menggulung celana
                                                                                                

STANDART OPERATING PROCEDURE ( SOP)
PEMERIKSAAN EKSTREMITAS

Nama Mahasiswa :……………………………………
No. Mahasiswa     :…………………………………...
No
Tindakan
NILAI

0
1
2

Tahap Pre Interaksi



1
Memvalidasi catatan medis pasien    



2
Cuci tangan



3
Mempersiapkan peralatan :
o    




Tahap Orientasi




4
Memberi salam dan memperkenalkan diri



5
Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan



6
Memberi kesempatan bertanya




Tahap Kerja




7
Ekstremitas Atas :
-          Inspeksi :
·           Perhatikan warna kulit, kekakuan sendi, kontraktur,
·           pembengkakan,injuri,benjolan
·           Perhatikan jumlah,bentuk & posisi jari
·           Perhatikan pertumbuhan & keadaan kuku
·           Perhatikan kemampuan gerak sendi pergelangan tangan & jari-jari tangan
·           Bandingkan kedua ekstremitas
Palpasi :
o    Kaji suhu punggung tangan
o    Palpasi sendi, ligamen, otot-otot & tendo pergelangan tangan
o    Lakukan gerakan pasif pergelangan tangan & jari-jari, kaji rasa nyeri &
o    kekakuan sendi
o    Bandingkan kedua ekstremitas



8
Ekstremitas Bawah :
-          Inspeksi :
·      Postur kolumna vertebra lumbal
·      Warna kulit, injuri, dislokasi, pembengkakan, inflamasi
·      Perhatikan gerakan aktif (sendi panggul & lutut)
·      Bandingkan kanan & kiri
-          Palpasi :
·      Perhatikan temperatur, pembengkakan, sendi, tonus otot, nyeri tekan
·      Perhatikan pulsasi (frekuensi&irama) arteri femoralis,dorsalis
·      pedis,tibia posterior
·      Palpasi kelenjar limfe di inguinal
·      Lakukan gerakan pasif di sendi panggul&lutut
·      Kaji adanya pitting oedema




Tahap Terminasi



9
Mengevaluasi  Respon pasien



10
Kontrak waktu



11
Mencuci tangan




Dokumentasi




12
Mendokumentasikan : hasil & waktu pemeriksaan, nama & tanda tangan pemeriksa, respon pasien saat & setelah pemeriksaan




Total










0 komentar:

Posting Komentar

Design by Kesehatan Kita |Theme by Abank Jack