PEMERIKSAAN FISIK DASAR
Tujuan
Instruksional Umum :
Mahasiswa mampu
melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital Fisik Dasar
Tujuan
Instruksional Khusus :
1.
Mahasiswa mampu melakukan
pemeriksaan fisik kepala (mata, hidung,telinga, mulut)
2.
Mahasiswa mampu melakukan
pemeriksaan fisik leher
3.
Mahasiswa mampu melakukan
pemeriksaan fisik dada
4.
Mahasiswa mampu melakukan
pemeriksaan fisik abdomen
5.
Mahasiswa mampu melakukan
pemeriksaan fisik genital
6.
Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan
fisik ekstremitas

Seorang Perempuan G0P0A0usia 22
tahun datang ke poli kandungan dan kebidanan RS Respati Health Center, untuk
melakukan ANC, kunjungan pertama.
Pertanyaan
1. Pemeriksaan apa saja yang di lakukan
dikepala ?
2. Pemeriksaan apa saja yang di lakukan di
dada?
3. Pemeriksaan apa saja yang di lakukan di
abdomen?
4. Pemeriksaan apa saja yang di lakukan di
ekstremitas ?
DEFINISI
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh untuk
menentukan adanya kelainan-kelainan dari suatu organ bagian tubuh dengan cara
melihat (inspeksi), meraba (palpasi), mengetuk (perkusi) dan mendengarkan
(auskultasi)
CARA
PEMERIKSAAN
A.
Inspeksi :
Yaitu memeriksa dengan melihat &
mengingat, hasil yang di dapatkan berupa :
-
Kesan
umum penderita : apakah tampak kesakitan/tidak, bagaimana cara jalannya, ekspresi wajah,
posisi tubuh,dll
-
Warna
: warna permukaan tubuh yg dapat dilihat, mis : warna kulit, warna sklera
-
Bentuk
: bentuk badan/anggota badan, mis : gemuk, kurus, berotot
-
Ukuran
: perbandingan antara bagian tubuh/ukuran tubuh seluruhnya
-
Gerakan
: gerakan normal/abnormal dari dinding dada sewaktu bernafas
-
Persiapan inspeksi :
o
Posisi pemeriksa disebelah
kanan penderita, kecuali bagi pemeriksa yg kidal
o
Perhatikan pencahayaan/penerangan,
cahaya matahari lebih baik dari pada cahaya lampu.
o
Suhu ruangan nyaman, tidak
telalu dingin
o
Perhatikan
privasi pasien (menutup pintu/memasang sampiran)
B.
Palpasi :
Palpasi adalah pemeriksaan dengan perabaan, mempergunakan rasa
propioseptif ujung jari dan tangan, gambaran hasil yang didapatkan berupa:
-
Meraba permukaan tubuh,mis :
halus, kasar, menonjol, datar, keras, lunak
- Getaran/denyutan : denyut nadi, pukulan
jantung pada dinding dada,dll
- Keadaan organ visera : batas hepar/hati,
masa abnormal.
Yang perlu diperhatikan saat palpasi :
-
Daerah
yang diperiksa harus bebas dari gangguan yang menutupi
-
Yakinkan
tangan pemeriksa tidak dingin à hindari kram bagi pasien yang sensitif, jika
tangan dingin digosok-gosok terlebih dahulu sebelum melakukan pemeriksaan.
-
Cara meraba :
o
Jari telunjuk dan ibu jari :
menentukan besarnya benda
o
Jari
ke 2,3,4 : menentukan konsistens/garis besar kualitas benda
o
Seluruh telapak tangan :
merasakan getaran
o
Sedikit tekanan dengan
ujung/telapak jari : menemukan adanya rasa sakit yg dapat dilihat dari
perubahan mimik muka/mendengarkan keluhan yg tertekan.
C.
Perkusi :
Perkusi adalah pemeriksaan dengan cara
mengetuk permukaan badan dengan perantaraan jari tangan.
Tujuan : mengetahui keadaan organ di dalam
tubuh, tergantung dari isi jaringan yang ada di bawahnya. Berdasarkan nada perkusi, terdapat 5 kualitas dasar suara :
1. Pekak : dihasilkan pada organ masa padat,
mis : perkusi paha
2.
Redup : suara perkusi hati
3.
Sonor : perkusi dari paru
normal
4.
Hipersonor : perkusi paru yg
emfisematous
5.
Timpani : perkusi dari lambung
(seperti suara perkusi pipi yg dikembungkan)
D.
Auskultasi :
Auskultasi adalah mendengarkan suara yang terdapat dalam tubuh
dengan bantuan alat yang disebut stetoskop. Alat ini berfungsi sebagai saluran
pendengaran diluar tubuh untuk dapat meredam suara sekitarnya, pemeriksa dapat
mendengar suara secara kualitatif & kuantitatif yang ditimbulkan oleh
jantung, pembuluh darah dan usus.
Stetoskop terdiri :
1)Sisi membrane yang terdiri dari suatu membrane berdiameter 3,5-4 cm,
untuk mendengarkan suara berfrekuensi tinggi, misal suara dalam cavum abdomen
2)
Sisi bel/“cup” yang berbentuk
corong dan berdiameter 3,8 cm, untuk mendengarkan suara yang berfrekuensi
rendah, misal suara dalam cavum thorak.
3)Cur pieces/cur plug suatu pipa lentur yang berdinding tebal
yang menghubungkan membrane dan bel ke ear pieces. Panjang pipa 25-30 cm
4)
Ear Pieces suatu penghubung bercabang 2 yang masuk ke dalam telinga

Stetoskop
MACAM
PEMERIKSAAN
1)
Pemeriksaan Kepala
STANDART
OPERATING PROCEDURE (SOP)
PEMERIKSAAN
KEPALA
Nama Mahasiswa
:……………………………………
No.
Mahasiswa :…………………………………...
No
|
Tindakan
|
NILAI
|
|||
0
|
1
|
2
|
|||
|
Tahap Pre Interaksi
|
|
|
|
|
1
|
Memvalidasi
di catatan medis(nama pasien,diagnosa medis)
|
|
|
|
|
2
|
Cuci tangan
|
|
|
|
|
3
|
Mempersiapkan peralatan :
-
Pita ukur/metline
-
Sarung tangan
-
Senter
|
|
|
|
|
|
Tahap Orientasi
|
|
|
|
|
4
|
Memberi salam
dan memperkenalkan diri
|
|
|
|
|
5
|
Menjelaskan
tujuan dan prosedur tindakan
|
|
|
|
|
6
|
Memberi kesempatan bertanya
|
|
|
|
|
|
Tahap Kerja
|
|
|
|
|
7
|
Atur posisi pasien
|
|
|
|
|
8
|
Pastikan pencahayaan
cukup/menggunakan senter k/p
|
|
|
|
|
9
|
1)
Inspeksi kepala dan
wajah :
-
Bentuk,ukuran kepala
-
Kontur / kesimetrisan
-
Tumor
-
Pigmentasi /perubahan kulit
kepala
-
Lesi, ruam,
pembengkakan,kemerahan
|
|
|
|
|
10
|
2) Palpasi rambut, kulit wajah & muka:
·
Tebal & banyaknya rambut
·
Mudah/tidaknya rambut dicabut
·
Lesi & nyeri pada kulit
kepala
·
Tumor
·
Tekstur
dan kontur kulit wajah dan kepala
·
Tonus otot wajah
·
Palpasi
nadi temporal (kekuatan & irama)
|
|
|
|
|
11
|
3) Palpasi sendi temporo mandibular :
-
letakkan
ketiga jari ditengah masing-masing tangan secara bilateral diatas setiap
sendi, kemudian tekan dengan perlahan pada sendi saat klen membuka dan
menutup mulutnya.
-
Evaluasi
: kemampuan gerak sendi dan ketidaknyamanan
|
|
|
|
|
|
Tahap Terminasi
|
|
|
|
|
12
|
Mengevaluasi Respon pasien
|
|
|
|
|
13
|
Kontrak waktu
|
|
|
|
|
14
|
Mencuci tangan
|
|
|
|
|
|
Dokumentasi
|
|
|
|
|
15
|
Mendokumentasikan : waktu
& hasil pemeriksaan, nama pemeriksa
|
|
|
|
|
|
Total
|
|
|
|
2)
Pemeriksaan Mata:
Persiapan
alat :
- Kartu snelenKindergarten/ E chart
- Penlight
- optalmoskop
- handscoon
- Penutup mata



Snellen Chart/ Kindergarten & E chart Optalmoskop
Kartu snelen
Tehnik
Pemeriksaan :
A.
Struktur mata Eksternal
:
1. Kelopak mata/palpebra dan bulu mata :
-
Persiapan :
§ posisi pasien dapat duduk/berbaring dengan pencahayaan cukup.
§ Persiapan alat
§ Perawat cuci tangan
§ Kenakan handscoon
§ Anjurkan pasien melihat lurus kedepan
-
Normalnya kelopak mata tidak
ada edema, lesi dan kemerahan, lipatan palpebra simetris, tidak ada kelambatan
penutupan palpebra, dapat menutup sempurna, lama berkedip secara involunter
& bilateral sampai 20x/mnt
-
Normal
bulu mata terdistribusi rata di sepanjang kelopak
2.
Aparatus lakrimalis :
-
Persiapan :
·
posisi pasien dapat
duduk/berbaring dengan pencahayaan cukup.
·
Persiapan alat
·
Perawat cuci tangan
·
Kenakan handscoon
-
Normalnya Tidak ada inflamasi,
pembengkakan dan air mata yang berlebihan, kelenjar tidak dapat diraba
3.
Konjungtiva :
Normal konjungtiva warna merah muda cerah, bebas eritema

Pemeriksaan
Konjungtiva
4.
Sklera :
Normal warna sklera putih
5.
Kornea :
Kornea normal bercahaya, transparan & halus
6.
Pupil :
Pupil normal : hitam, bulat, regular & sama ukurannya (diameter
3-7 mm).
B.
Struktur Internal Mata :
-
Menggunakan optalmoskop untuk
menginspeksi retina, koroid, discus saraf optikus, macula, fovea sentralis.
-
Persiapan :
·
posisi pasien dapat
duduk/berdiri berhadapan dengan pemeriksa dengam mata sama tinggi
·
dilakukan di ruangan gelap
·
Persiapan alat
·
Perawat cuci tangan sebelum
& setelah tindakan
·
Kenakan handscoon
·
Lepaskan kaca mata klien
![]() |
![]() |
Gb. Pemeriksaan Struktur Internal Mata
|
Gb. Retina normal
|
C. Pemeriksaan ketajaman mata :
-
Persiapan
:
· posisi pasien dapat duduk/berdiri dengan
pencahayaan cukup dari arah belakang pasien.
· Jarak antara pasien dengan kartu snelen :
6 meter
· Lepaskan alat bantu baca, mis : kaca mata,
kontak lens
· Persiapan alat : kartu snelen, penutup
mata
-
Penilaian
:
· Normal : 6/6 : pasien dapat melihat pd
jarak 6 meter yang juga dapat dilihat pada orang normal pd jarak 6 meter
· 6/10 : pasien dapat melihat pd jarak 6 meter,
sedangkan pada orang normal dapat dibaca pada jarak 10 meter
D.
Pemeriksaan lapang
pandang
STANDART OPERATING PROCEDURE ( SOP)
PEMERIKSAAN MATA
Nama Mahasiswa :……………………………………
No. Mahasiswa
:…………………………………...
No
|
Tindakan
|
Skore
|
||
0
|
1
|
2
|
||
|
Tahap Pre Interaksi
|
|
|
|
1
|
Memvalidasi
catatan medis
|
|
|
|
2
|
Cuci tangan
|
|
|
|
3
|
Mempersiapkan peralatan :
a.
Kartu snelen
b.
handscoon
c.
Penlight
d.
optalmoskop
e.
handscoon
|
|
|
|
|
Tahap Orientasi
|
|
|
|
4
|
Memberi salam
dan memperkenalkan diri
|
|
|
|
5
|
Menjelaskan
tujuan dan prosedur tindakan
|
|
|
|
6
|
Memberi kesempatan bertanya
|
|
|
|
|
Tahap Kerja
|
|
|
|
7
|
Atur posisi pasien dapat
duduk/berbaring
|
|
|
|
8
|
Atur pencahayaan ruangan cukup
|
|
|
|
9
|
Perawat cuci tangan & menggenakan handscoon
|
|
|
|
10
|
§ Kelopak mata/palpebra :
Inspeksi warna, posisi, kondisi permukaan, kondisi &
arah bulu mata, serta kemampuan klien untuk membuka, menutup mata dan
berkedip
|
|
|
|
11
|
§ Aparatus lakrimalis :
-
Kelenjar air mata : berada didinding luar bagian anterior
orbital
-
Kaji
adanya edema, kemerahan & nyeri
tekan
|
|
|
|
12
|
o Konjungtiva :
-
Kelopak mata diretraksi ke
bawahdengan ibu jari & jari telunjuk tanpa memberi penekanan pada bola
mata, klien diminta untuk melihat keatas
-
Kaji warnanya, apakah anemis, hiperemis.
- kaji tekstur & adanya lesi.
|
|
|
|
13
|
Sklera :
-
kelopak mata diretraksi ke atas dengan ibu
jari & jari telunjuk tanpa memberi
penekanan pada bola mata, klien diminta untuk melihat kebawah
-
Kaji warnanya, apakah ada ikterik/kekuningan.
|
|
|
|
14
|
Kornea :
Kaji kejernihan, tekstur dengan bantuan penlight
|
|
|
|
15
|
Pupil :
-
Perawat mengarahkan penlight dari sisi wajah klien kemudian
diarahkan kepupil, bergantian dengan pupil yang satunya
-
Kaji ukuran, bentuk,
kesamaan, akomodasi & reaksi terhadap cahaya.
|
|
|
|
16
|
§ Struktur Internal Mata :
- posisi pasien dapat duduk/berdiri berhadapan dengan pemeriksa
dengan mata sama tinggi
- Lepaskan kaca mata klien
- Inspeksi ukuran,warna & kejernihan discus, integritas
pembuluh, adanya lesi dengan mengunakan optalmoskop
|
|
|
|
17
|
§ Pemeriksaan ketajaman mata :
- posisi pasien dapat duduk/berdiri dengan pencahayaan cukup dari
arah belakang pasien.
- Jarak antara pasien dengan kartu snelen
: 6 meter
- anjurkan pasien menutup salah satu mata
tanpa menekan mata
- Pasien disuruh membaca huruf dikartu
snelen pada jarak 6 meter dimulai dg huruf terkecil sampai huruf yang dapat
dibaca
- Diulang pada mata di sebelahnya
|
|
|
|
18
|
§ Pemeriksaan lapang pandang :
- Pasien duduk pada jarak 60 cm (2kaki) menghadap perawat sejajar
dengan mata pemeriksa
- Pasien menutup satu mata (mis:mata kiri) dan perawat/pemeriksa
menutup matanya yang berlawanan dg pasien (mata kanan). pemeriksa
menggerakkan jari/benda mulai dari luar lapang pandang ke dalam lapang
pandang (mis :dari belakang kepala klien) dan klien diminta untuk
memberitahukan pemeriksa jika sudah dapat melihat jari/benda tersebut
- Jika perawat melihat jari tersebut sebelum klien melihatnya
berarti lapang pandang klien menurun
|
|
|
|
|
Tahap
Terminasi
|
|
|
|
19
|
Evaluasi respon pasien
|
|
|
|
20
|
Kontrak
waktu
|
|
|
|
21
|
Mencuci
tangan
|
|
|
|
|
Dokumentasi
|
|
|
|
22
|
Mencatat
semua hasil pemeriksaan, tanggal & jam pemeriksaan & nama pemeriksa
|
|
|
|
|
Total
|
|
|
|
3)
Pemeriksaan Telinga :
Pemeriksaan
Telinga luar :
(a)
Aurikula :
Aurikula normal sejajar,
simetris, titik atas perlekatan berada pada satu garis lurus dg kantus lateral/sudut
mata, warna sama dengan wajah, halus tanpa lesi & nyeri tekan
(b)
Kanal telinga luar ;
Normal tidak terdapat sumbatan/membengkak, serumen warna kuning
kecoklatan
(c)
Membran timpani :
Normal putih keabu-abuan mengkilat seperti mutiara saat terkena dari
cahaya otoskop, bebas dari robekan dan retakan
![]() |
![]() |
Otoskop
|
Pemeriksaan dengan Otoskop
|
Ketajaman pendengaran :
o Tes berbisik
o Tes garpu talla :
1. Rinne (perbandingan konduksi udara &
tulang) :
2. Weber (lateralisasi udara) :
![]() |
![]() |
![]() |
Weber
|
Rinne
|
STANDART OPERATING PROCEDURE ( SOP)
PEMERIKSAAN TELINGA
Nama Mahasiswa :……………………………………
No. Mahasiswa
:…………………………………...
No
|
Tindakan
|
NILAI
|
||
0
|
1
|
2w
|
||
|
Tahap Pre Interaksi
|
|
|
|
1
|
Memvalidasi
catatan medis
|
|
|
|
2
|
Cuci tangan
|
|
|
|
3
|
Mempersiapkan peralatan :
-
Handscoon
-
Penlight
-
Otoskop
-
Speculum telinga
|
|
|
|
|
Tahap Orientasi
|
|
|
|
4
|
Memberi salam
dan memperkenalkan diri
|
|
|
|
5
|
Menjelaskan
tujuan dan prosedur tindakan
|
|
|
|
6
|
Memberi kesempatan bertanya
|
|
|
|
|
Tahap Kerja
|
|
|
|
7
|
Pemeriksaan Telinga luar :
(d)Aurikula :
Kaji
bentuk, ukuran, kesimetrisan, posisi, warna, tekstur, nyeri tekan, lesi
|
|
|
|
8
|
(e)
Kanal telinga luar ;
Untuk
meluruskan kanal telinga :
-Anak : tarik aurikula ke belakang & ke bawah
-Dewasa : tarik aurikula ke belakang
& keatas
inspeksi lubang kanal telinga, kaji ukuran,
cairan, bau dengan menggunakan otoskop
|
|
|
|
9
|
(f)
Membran timpani :
Inspeksi
Membran timpani dg menggunakan cahaya
otoskop
|
|
|
|
10
|
Pemeriksaan
Ketajaman pendengaran :
o
Tes berbisik :
Jarak pemeriksa dg penderita 30-60cm,
telinga di periksa satu persatu dg tes berbisik dan pasien disuruh mengulang
kata-kata yang telah dibisikan
o Tes garpu talla :
1. Rinne (perbandingan konduksiudara &
tulang) :
·
Pegang
garputala dibagian dasarnya & ketukkan secara perlahan ditumit telapak
tangan
·
Tempatkan
bagian dasar garputala yg sedang bergetar di verteks garis tengah kepala
klien/garis tengah dahi
·
Tanyakan
pada klien apakah bunyi terdengar sama di kedua telinga atau lebih baik
disalah satu telinga
2. Weber (lateralisasi udara) :
·
Pegang
garputala dibagian dasarnya & ketukkan secara perlahan ditumit telapak
tangan
·
Tempatkan
batang garputala di prosesus mastoiddeus klien
·
Mulai
menghitung interval dg jam tangan
·
Minta
klien untuk tidak memberitahu jika
bunyi tidak lagi terdengar, letakkan denan cepat garpu yg masih bergetar 1-2
cm di depan kanal telinga & meminta klien untuk memberitahujika bunyi
tidak lagi terdengar, teruskan menghitungwaktu saat bunyi terdengar karena
konduksi udara
·
Bandingkan waktu konduksi udara & konduksi tulang
|
|
|
|
|
Tahap Terminasi
|
|
|
|
11
|
Mengevaluasi Respon pasien
|
|
|
|
12
|
Kontrak waktu
|
|
|
|
13
|
Mencuci tangan
|
|
|
|
|
Dokumentasi
|
|
|
|
14
|
Mendokumentasikan ; hasil
& waktu pemeriksaan,tanda tangan &
nama pemeriksa, respon pasien saat dan setelah pemeriksaan
|
|
|
|
|
Total
|
|
|
|
4)
Pemeriksaan Hidung :
1. Hidung eksternal :
Normal : halus simetris, warna sama dengan wajah,
septum dekat dg garis tengah, bagian anterior lebih tebal dr posterior
2. Nares anterior :
Normal : mukosa warna merah muda lembab tanpa lesi
3. Sinus
STANDART
OPERATING PROCEDURE ( SOP)
PEMERIKSAAN
HIDUNG
Nama Mahasiswa …………………………………………………………..
No. Mahasiswa
:………………………..........................................................
No
|
Tindakan
|
NILAI
|
||
0
|
1
|
2
|
||
|
Tahap Pre Interaksi
|
|
|
|
1
|
Memvalidasi
catatan medis
|
|
|
|
2
|
Cuci tangan
|
|
|
|
3
|
Mempersiapkan peralatan :
-
Speculum hidung
-
Penlight
-
Handscoon
|
|
|
|
|
Tahap Orientasi
|
|
|
|
4
|
Memberi salam
dan memperkenalkan diri
|
|
|
|
5
|
Menjelaskan
tujuan dan prosedur tindakan
|
|
|
|
6
|
Memberi kesempatan bertanya
|
|
|
|
|
Tahap Kerja
|
|
|
|
7
|
1)
Hidung eksternal :
·
kaji
bentuk, ukuran,warna kulit, adanya deformitas/inflamasi hidung
·
inspeksi
septum : kesejajaran, adanya perforasi, perdarahan
2)
Nares anterior :
·
kaji warna mukosa, lesi, pembengkakan,
perdarahan, sekresi hidung
·
Kaji
adanya sumbatan : klien menyumbat salah satu lubang hidung dan dianjurkan
bernafas dengan mulut tertutup kemudian di ulang pada lubang hidung
sebelahnya
3)
Sinus :
·
Palpasi
area fasialis frontal & maksiler, area frontal (di bawah alis)
·
Transluminasi
:
-
Sinus maksilaris:
Dg menggunakan senter
kecil/transluminator sinus pemeriksa menempatkan cahaya lateral pada hidung
klien tepat di medialis mata, saat klien membuka mulut,perawat melihat
palatum
-
Sinus frontalis :
Dg menggunakan senter
kecil/transluminator sinus pemeriksa menempatkan cahaya lateral pada supra
orbital (tepat di bawah alis), normal : terlihat cahaya diatas alis
|
|
|
|
|
Tahap Terminasi
|
|
|
|
8
|
Mengevaluasi Respon pasien
|
|
|
|
9
|
Kontrak waktu
|
|
|
|
10
|
Mencuci tangan
|
|
|
|
|
Dokumentasi
|
|
|
|
11
|
Mendokumentasikan : hasil
& waktu pemeriksaan,respon pasien saat & setelah pemeriksaan, tanda
tangan & nama pemeriksa
|
|
|
|
|
Total
|
|
|
|
5)
Pemeriksaan mulut :
(1)
Bibir :
Normal bibir warna merah muda, lembab, simetris
& halus
(2)
Mukosa bukal, gusi &
gigi
·
Mukosa bukal : normal warna
merah muda, halus, lembab
·
Gusi normal : warna merah muda,
halus, lembab, melekat erat di gigi
·
Gigi : Kaji posisi,
kesimetrisan, warna, karies gigi, gigi yang tanggal
(3)
Lidah :
Normal : merah muda/sedang, lembab, sedikit kasar pada permukaan
& halus sepanjang tepi lidah
(4)
Palatum :
Normal warna merah muda,tidak ada defek pada palatum
mole & durum
6)
Pemeriksaan Faring :
1) Faring :
Normal : warna merah muda,
bentuk simetris,tdk ada edema, tidak ada lesi
![]() |
![]() |
Pemeriksaan Pharing
|
STANDART
OPERATING PROCEDURE ( SOP)
PEMERIKSAAN
MULUT & FARING
Nama Mahasiswa :……………………………………
No. Mahasiswa
:…………………………………...
No
|
Tindakan
|
NILAI
|
||
0
|
1
|
2
|
||
|
Tahap Pre Interaksi
|
|
|
|
1
|
Memvalidasi
catatan medis
|
|
|
|
2
|
Cuci tangan
|
|
|
|
3
|
Mempersiapkan peralatan :
-
Tongue spatel/spatel lidah
-
Handscoon
-
Penlight
|
|
|
|
|
Tahap Orientasi
|
|
|
|
4
|
Memberi salam
dan memperkenalkan diri
|
|
|
|
5
|
Menjelaskan
tujuan dan prosedur tindakan
|
|
|
|
6
|
Memberi kesempatan bertanya
|
|
|
|
|
Tahap Kerja
|
|
|
|
7
|
1.
Bibir :
-Persiapan Pemeriksaan : anjurkan klien untuk menghapus lipstick
sebelum pemeriksaan
-Kaji warna, tektur, hidrasi
|
|
|
|
8
|
2.
Mukosa bukal, gusi
& gigi :
-
Persiapan pemeriksaan :
anjurkan klien untuk melepas gigi palsunya & membuka mulutnya k/p
mengunakan spatel lidah, perawat menggunakan handscoon
-
Mukosa bukal : kaji warna,
hidrasi,tekstur,lesi, mukosa normal warna merah muda,halus,lembab
-
Gusi
: kaji warna, edema, retraksi, perdarahan, lesi. Normal : warna merah muda,
halus,lembab,melekat erat di gigi
-
Gigi
: Kaji posisi, kesimetrisan,warna,karies gigi, gigi yang tanggal
|
|
|
|
9
|
3.
Lidah :
-
Kaji
warna, ukuran, posisi, tekstur, lesi. Normal : merah
muda/sedang,lembab,sedikit kasar pada permukaan & halus sepanjang tepi
lidah
|
|
|
|
10
|
4.
Palatum :
Kaji warna, bentuk tekstur,adanya tonjolan tulang,defek pada
palatum mole & durum
|
|
|
|
11
|
5.
Pemeriksaan Faring :
- Klien sedikit menengadahkan kepala ke
belakang, membuka mulut dg lebar
- Perawat menempatkan ujung spatel lidah
di bagian sepertiga tengah dari tengah
- Dengan menggunakan senter, inspeksi
uvula, tonsil & palatum lunak Inspeksi warna, kontur, edema, lesi
|
|
|
|
|
Tahap Terminasi
|
|
|
|
12
|
Mengevaluasi Respon pasien
|
|
|
|
13
|
Kontrak waktu
|
|
|
|
14
|
Mencuci tangan
|
|
|
|
|
Dokumentasi
|
|
|
|
15
|
Mendokumentasikan
: hasil & waktu pemeriksaan, tanda tangan & nama pemeriksa, respon
pasien
|
|
|
|
|
Total
|
|
|
|
7)
Pemeriksaan Leher
Pemeriksaan leher :
- Bentuk leher, warna kulit, posisi trakea
-
Kelenjar limfe
-
Kelenjar thyroid
![]() |
![]() |
|||
Gb.
Kelenjar Limfe
|
||||
.
![]() |
![]() |
|||
Pemeriksaan
Kelenjar Thyroid
|
Pemeriksaan
Kelenjar Limfe
|
|||
![]() |
Lokasi
Kelenjar Throid
|
STANDART OPERATING PROCEDURE ( SOP)
PEMERIKSAAN
LEHER
Nama Mahasiswa
:……………………………………
No.
Mahasiswa :…………………………………...
No
|
Tindakan
|
NILAI
|
||
0
|
1
|
2
|
||
|
Tahap Pre Interaksi
|
|
|
|
1
|
Memvalidasi
catatan medis
|
|
|
|
2
|
Cuci tangan
|
|
|
|
3
|
Mempersiapkan peralatan :
o
|
|
|
|
|
Tahap Orientasi
|
|
|
|
4
|
Memberi salam
dan memperkenalkan diri
|
|
|
|
5
|
Menjelaskan
tujuan dan prosedur tindakan
|
|
|
|
6
|
Memberi kesempatan bertanya
|
|
|
|
|
Tahap Kerja
|
|
|
|
7
|
·
Inspeksi :
- Pembengkakan
- Perubahan warna kulit leher
- Bentuk leher dari depan,samping,belakang
- Kesimetrisan leher bagian kanan dan kiri
|
|
|
|
7
|
·
Palpasi :
- Pembengkakan/pembesaran glandula limfatika (lokasi, ukuran dan
konsistensi)
- Raba nadi karotis komunis kanan &
kiri (2-3 cm sebelah lateral jakun)
- Kelenjar tiroid :
- Raba fosasuprasternal dengan jari 2,3 & 4
- Anjurkan penderita untuk menelan
- Catat adanya pembesaran, konsistensi, pulsasi
- Ukur lingkaran leher melalui vertebra cervicalis 7 dan ruangan di
bawah kartilago tiroidea.
·
Auskultasi :
-
Letakan stetoskop pada daerah
larynx tepat di atas tepi atas sternum
-
Cobalah mendengarkan suara
vaskuler yang menunjukkna adanya kelainan kelenjar tiroid
- Kemudian letakkan stetoskop pada tempat pulsasi arteri karotis
komunis dan dengar adanya bising
|
|
|
|
|
Tahap Terminasi
|
|
|
|
8
|
Mengevaluasi Respon pasien
|
|
|
|
9
|
Kontrak waktu
|
|
|
|
10
|
Mencuci tangan
|
|
|
|
|
Dokumentasi
|
|
|
|
11
|
Mendokumentasikan : hasil
& waktu pemeriksaan, tanda tangan & nama terang pemeriksa,respon
pasien saat & setelah pemeriksa
|
|
|
|
|
Total
|
|
|
|
8)
Pemeriksaan Thorax
a.
Batas Paru:
-
Apex
paru terletak kurang lebih 2‑4 cm diatas sepertiga medial klavikula.
-
Batas
bawah paru menyilang kosta, ke 6 pada linea midclavikula, dan menyilang
kosta ke 8 pada linea midaxilaris.
-
Pada
dinding belakang batas bawah adalah pada level prosesus spinosus vertebra
thorakalis ke 10.
-
Batas
ini dapat turun sampai ke vertebra thorakalis ke 12 pada inspirasi dalam.
b.
Suara nafas :
-
Suara
nafas berasal dari saluran nafas besar yang melalui paru diteruskan ke dinding
dada, dapat didengar dengan stetoskop.
-
Normal
suara nafas adalah suara lembut dengan frekuensi rendah pada waktu inspirasi
dan akan melemah dan kemudian menghilang pada awal ekspirasi. Suara ini disebut
suara vesikuler.
-
Dengarkan
di daerah dada bagian bawah, di linea midaxilaris, atau sedikit lebih ke
belakang. Walaupun suara ekspirasi terdengar pendek pada kenyataannya,
ekspirasi berlangsung lebih lama daripada yang terdengar.
- Apabila anda mendengarkan
suara nafas di dekat trachea (misalnya diatas manubrium, atau diantara,
scapula) suara yang terdengar akan lebih keras, dan bernada lebih tinggi.
Perbedaan suara, ini lebih jelas terdengar pada waktu ekspirasi. Suara ini
disebut suara nafas bronkhiale.
- Apabila suara ini
terdengar di daerah yang terletak jauh dari sumber suara nafas maka merupakan
suatu kelainan
- Perhatikan bahwa dalam
menilai kualitas suara nafas kita harus memperhatikan durasi, nada
intensitasnya. Karakteristik bunyi nafas
Suara
Nafas
|
Durasi Inspirasi &
Ekspirasi
|
Nada
|
Lokasi normal
|
Vesikuler
|
Inspirasi >
lama dari ekspirasi
|
Rendah,halus,
rendah
|
Semua bagian paru
yang jauh dari Trakhea dan bronkhi besar
|
Bronkhial
|
ekspirasi > Inspirasi
|
Tinggi &
kasar
|
sterni atau
scapulae
|
Bronko
vesikuler
|
inspirasi = ekspirasi
|
lebih kasar
|
dipercabangan bronkus&trakea
|
Trakeal
|
inspirasi=ekspirasi
|
nada sangat tinggi&keras
|
terdengar diatas trakea
|
9) Jantung
:
-
Ventrikel kiri
penting secara klinis, karena merupakan batas kiri jantung dan
menentukan iktus kordis.
-
lktus kordis ini adalah suatu denyutan sistolis sekilas
yang biasanya ditemukan pada spatium interkosta ke‑5 7‑9 cm dari linea.
Midsternalis.
-
Suara
Jantung :
·
Pada waktu ventrikel mulai berkontraksi, tekanan di
dalamnya dengan tiba‑tiba meningkat melebihi tekanan arterial, sehingga suara
jantung pertama menyebabkan katup mitral tertutup. Penutupan katub mitral ini yang
menyebabkan (S1)
·
Pada waktu tekanan di dalam ventrikel terus bertambah,
tekanan menjadi lebih besar dari pada tekanan diastolik di aorta, menyebabkan
terbukanya katub aorta. Membukanya katub aorta tidak selalu terdengar, tetapi
pada beberapa keadaan patologis, suara ini terdengar disertai oleh suara
pancaran dari awal sistolik
·
Pada awal ventrikel memompakan sebagian darahnya, tekanan
ventrikel menjadi turun. Pada waktu tekanan ventrikel berada di bawah tekanan
aorta, katub aorta menutup. Menutupnya katub aorta ini menyebabkan timbuInya
suara jantung kedua (S2)
·
Ketika tekanan di dalam ventrikel terus menurun selama
relaksasi ventrikel sehingga lebih rendah daripada tekanan aorta, katub mitral
akan terbuka. Biasanya ini tidak terdengar, tetapi kadang-kadang terdengar
sebagai opening snap pada keadaan stenosis mitralis.
·
Periode berikutnya adalah pengisian darah ke ventrikel
dengan cepat pada waktu diastole awal dimana darah mengalir dari atrium ke
ventrikel. Pada anak‑anak atau dewasa muda suara ini bisa terdengar sebagai
suara jantung ketiga (S3).
·
Akhimya, walaupun tidak terdengar pada dewasa normal,
suara jantung keempat menandai kontraksi atrium. Suara ini sedikit mendahului
suara jantung pertarna
10) Pemeriksaan Dada (Thorax)
Tujuan : Mendapatkan
kesan dari bentuk dan fungsi darI dada dan alat‑alat dalam yang ada di dalam
dada dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
a. Inspeksi
b. Palpasi :
·
Paru
bagian depan
Rasakan gerakan dada, bandingkan pengembangan paru
kanan dan kiri
· Paru bagian belakang :
Pemeriksaan vokal fremitus, Ukur lingkaran dada
pada saat inspirasi kuat dan ekspirasi kuat

·
Pemeriksaan
Jantung (dada depan):
a. Apabila ada kelainan pembesaran jantung
(cardiomegali), maka iktus kordis akan bergeser sesuai kelainannya.
b. Catat adanya vibrilasi (thrillis)pada
daerah atas.
![]() |
Palpasi Iktus Cordis
|
c. Perkusi
§ Tujuan:
‑ Mengetahui batas‑batas, ukuran, posisi, dan kualitas jaringan
atau alat (paru, jantung) yang berada didalamnya.
‑ Mengetahui apakah organ yang kita perkusi berisi udara, cairan,
atau masa padat. Walaupun demikian, perkusi hanya menembus sedalam 5‑7 cm saja,
sehingga tidak dapat mendeteksi lesi yang letaknya dalam.
§ Tekhnik perkusi:
-
Hiperextensikan
jari tengah tangan kiri anda
-
Tekankanlah
sendi inter falangeal kuat‑kuat pada permukaan yang diperkusi.
-
Hindarkan
kontak dengan bagian tangan yang lain, karena akan mengganggu suara yang
dihasilkan.
-
Gunakanlah
ujung jari tangan kanan anda, dengan posisi yang sedapat mungkin tegak lurus
dengan jari yang diketok
-
Dengan
kuat, tajam, dan dengan gerakan pergelangan yang santai, ketoklah ujung jari
tengah kiri dengan ujung jari tengah kanan anda, dengan demikian anda
meneruskan getaran dari tulang jari tengah anda ke jaringan yang anda
perkusi.
-
Sesudah
mengetok, cepat angkat lagi tangan kanan anda, agar tidak mengganggu getaran
yang telah anda ciptakan.
§ Paru –paru :
Tujuan : Untuk mendapatkan kesan batas‑batas
pengembangan paru dan derajat elastisitas paru serta pleura
d. Auskultasi Paru :
Tujuan : Menentukan ada tidaknya perubahan dalam saluran
pernafasan maupun paru‑paru
STANDART OPERATING PROCEDURE ( SOP)
PEMERIKSAAN JANTUNG DAN PARU
Nama :..................................................................................................
No. Mhs. :..................................................................................................
No
|
Aspek yang Dinilai
|
Nilai
|
||
|
|
0
|
1
|
2
|
|
Tahap Pre Interaksi
|
|
|
|
1
|
Memvalidasi
catatan medis
|
|
|
|
2
|
Cuci tangan
|
|
|
|
3
|
Mempersiapkan peralatan :
o
Stetoskop
o
Metline
o
Handscoon k/p
o
Lampu sorot k/p
|
|
|
|
|
Tahap Orientasi
|
|
|
|
4
|
Memberi salam
dan memperkenalkan diri
|
|
|
|
5
|
Menjelaskan
tujuan dan prosedur tindakan
|
|
|
|
6
|
Memberi kesempatan bertanya
|
|
|
|
|
Tahap Kerja
|
|
|
|
7
|
Tutup pintu/tirai/pasang sampiran
|
|
|
|
8
|
Bantu pasien melepas baju atas
|
|
|
|
9
|
Inspeksi Thorax :
-
Dari Depan :
- Perhatikan bentuk dada (iga, sternum, dan kolumna vertebralis)
- Kaji adanya deviasi
- Perhatikan interkostal: mencekung/ retraksi saat inspirasi
- Cari adanya pulsasi (Iktus kordis)
- Cari adanya bendungan venosa dari depan
- Perhatikan klavikula, fosa supra dan infraklavikular
- Catat adanya kelainan jumlah dan bentuk iga
-
Dari belakang :
‑ Perhatikan letak dan bentuk skapula (Ujung bawah skapula
terletak setinggi VT 8)
- Perhatikan jalan dan bentuk kolumna
vertebralis (catat adanya kifosis, skoliosis dan lordosis)
|
|
|
|
10
|
Palpasi :
·
Paru bagian depan :
· Letakkan kedua telapak tangan di
dada depan
· Penderita diminta menarik nafas
· Rasakan gerakan dada, bandingkan
pengembangan paru kanan dan kiri
·
Paru bagian belakang :
·
Jantung (dada depan):
|
|
|
|
11
|
Perkusi :
§
Paru bagian depan :
- Lakukan perkusi dari fosa supra
klavikula ke bawah,bandingkan kanan dan kiri
- Lanjutkan perkusi sampai suara sonor
hilang
- Penderita diminta bernafas dalam
- Kemudian mintalah penderita untuk
mengangkat kedua belahtangan dan lakukan perkusi mulai dari ketiak
- Pada penderita sehat batas hilangnya
suara sonor akan bergeser ke Bawah
- Perbedaan daerah hilangnya suara sonor
merupakan besarnyaperkembangan paru
§
Menentukan batas paru dan hati :
o
Penderita
tetap berbaring
o
lakukan
perkusi, di daerah mana merupakan
batas paru dan hati,suara sonor akan berubah
o
menjadi
redup/pekak.
o Berilah tanda pada batas tersebut.
§
Paru bagian belakang :
·
Penderita
diminta duduk tegak
·
Mulailah
dari atas ke bawah secara sistematis
·
Tepi
bawah paru umumnya didapatkan pada setinggi prosessus
·
spinosus
VT ke 10 atau 11
·
Tentukan
pula gerakan pernafasan
|
|
|
|
12
|
Auskultasi :
§
Auskultasi
Paru :
§ Pasien diminta menarik nafas pelan‑pelan
dengan mulut terbuka.
§ Lakukan auskultasi secara sistematik,
dengarkan tiap kali secara lengkap satu periode dan ekspirasi.
§ Bandingkan kanan dan kiri
§ Mulailah di daerah depan diatas
klavikula.
§ Setelah mendengarkan daerah ini,
teruskan auskultasi di bagian belakang dada, mulai dari atas ke bawah sesuai
gambar di samping.
§ Perhatikan apabila ada perubahan suara.
§ Tentukan secara pasti lokasi perubahan
suara.
|
|
|
|
13
|
§
Auskultasi
Jantung :
‑ Penderita dalam posisi berbaring dengan
sudut 30 derajat
‑ dan
bernafas biasa dalam suasana relaks
‑ Pusatkan perhatian pertama pada suara
dasar jantung, baru perhatikan adanya suara tambahan
‑ Mulailah auskultasi pada beberapa tempat
:
- di daerah apeks (dengan bagian bell)
- di ruang interkostal 2 kiri kearah stenum
- di ruang interkostal 4 dan 5 kiri ke arah
sternum (dengan bagian bell)
- Perhatikan irama dan frekuensi suara
jantung
- Perhatikan adanya suara‑suara tambahan
atau suara yang pecah.
|
|
|
|
|
Tahap Terminasi
|
|
|
|
14
|
Mengevaluasi Respon pasien
|
|
|
|
15
|
Kontrak waktu
|
|
|
|
16
|
Mencuci tangan
|
|
|
|
|
Dokumentasi
|
|
|
|
17
|
Mendokumentasikan
: hasil dan waktu pemeriksaan,tanda tangan & nama pemeriksa, respon
pasien saat dan setelah pemeriksaan
|
|
|
|
|
Total Skore
|
|
|
|
11) PEMERIKSAAN ABDOMEN
Adomen dapat di agi menjadi 4 kuadaran
menurut 2 garis imajiner yang saling tegak lurus dan berpotongan di umbilicus :
a.
Kuadran kanan atas
b.
Kuadran kanan bawah
c.
Kuadran kiri atas
d.
Kuadran kiri bawah
Akan tetapi dapat digunakan system pembagian lain, yang membagi
abdomen menjadi 9 bagian
a.
Hypochondric kanan
b.
Epigastrik
c.
Hypochondric kiri
d.
Lumbar kanan
e.
Umbilical
f.
Lumbar kiri
g.
Iliac kanan
h.
hypogastrik
i.
Iliac kiri
Inspeksi :
1.
kulit abdomen : adakah
sikatrik, striae, pelebaran vena, rash dan
lesi.
2. umbilicus : bentuk dan lokasi, apakah ada
tanda-tanda inflamasi/hernia
3. permukaan (countur) abdomen : termasuk
daerah inguinal dan femoral (datar, bulat, protuberant/scapoid. Penonjolan
melengkung akibat acites, penonjolan suprapubik karena kehamilan/kandung kemih
penuh, tonjolan asimetris akibat pembesaran organ setempat/masa
4. pembesaran organ : perhatikan penonjolan
hepar/lien di bawah arcus costa pasien saat inspirasi dalam
5. pulsasi aorta : terkadang dapat terlihat
daerah epigastrium
Auskultasi :
1. Peristaltic usus :
-
Perhatikan
karakter & frekuensi peristaltik usus
-
frekuensi
normal 5-35x/mnt
2. Bising sistole & diastole :
-
Bising
sistole & diastole di daerah epigastrium, kuadran kanan & kiri atas
-
Bising
sistole & diastole menunjukan adanya stenosis arteri renalis
Palpasi :
Tujuan :
·
Mengetahui
ketegangan otot
·
Mengetahui
nyeri tekan abdomen
·
Mengetahui
organ/masa superficial
Pemeriksaan Hepar :
Normal hepar : lunak tegas, tidak
berbenjol-benjol
Lien :
Normal lien tidak teraba
Ginjal :
Normal lien tidak teraba, dapat teraba pada orang kurus
Normal lien tidak teraba, dapat teraba pada orang kurus
Perkusi :
Tujuan :
-
Untuk
mengetahui ukuran hepar,lien
-
Untuk
mengetahui adanya asites
-
Untuk
mengetahui masa padat/kistik
- Untuk mengetahui adanya udara pada lambung
& usus
STANDART OPERATING PROCEDURE ( SOP)
PEMERIKSAAN ABDOMEN
Nama Mahasiswa :……………………………………
No. Mahasiswa
:…………………………………...
No
|
Tindakan
|
NILAI
|
||
0
|
1
|
2
|
||
|
Tahap Pre Interaksi
|
|
|
|
1
|
Memvalidasi
catatan medis pasien
|
|
|
|
2
|
Cuci tangan
|
|
|
|
3
|
Mempersiapkan peralatan :
o
Stetoskop
o
Handscoon
|
|
|
|
|
Tahap Orientasi
|
|
|
|
4
|
Memberi salam
dan memperkenalkan diri
|
|
|
|
5
|
Menjelaskan
tujuan dan prosedur tindakan
|
|
|
|
6
|
Memberi kesempatan bertanya
|
|
|
|
|
Tahap Kerja
|
|
|
|
7
|
Inspeksi :
o
kulit
abdomen : warna, keutuhan
o
umbilicus
: bentuk,warna dan lokasi
o permukaan (countur) abdomen : daerah inguinal dan femoral
o
pembesaran
organ
|
|
|
|
8
|
Auskultasi :
o
Perhatikan
karakter & frekuensi peristaltik usus
o
Dengarkan
Bising sistole & diastole di epigastrium, kuadran kanan & kiri atas.
|
|
|
|
9
|
Palpasi :
·
Hepar :
· Letakkan tangan kiri di belakang
pinggang menyangga kosta ke 11 & 12 dengan posisi sejajar dengan kosta,
ajurkan pasien untuk rileks, tangan kanan mendorong hepar ke atas dan kedalam
dengan lembut
· Anjurkan pasien inspirasi dalam &
rasakan sentuhan hepar saat inspirasi, jika teraba sedikit kendorkan jari
& raba permukaan anterior hepar
·
Lien :
· Letakkan tangan kiri menyangga &
mengangkat kosta bagian bawah sebelah kiri pasien
· Tangan kanan diletakkan di bawah arcus
costa, lakukan tekanan kearah lien
· Anjurkan pasien untuk inspirasi dalam
& rasakan sentuhan lien pada ujung jari, perhatikan apakah ada nyeri
tekan, bagaimana permukaannya, perkirakan jarak antara lien dengan batas terendah dari kosta kiri
terbawah.
Ginjal: :
1. Ginjal kanan :
o Letakkan tangan kiri di pinggang pasien,
paralel pada kosta ke 12, dengan ujung jari anda menyentuh sudut
kostovertebral
o Angkat dan dorong ginjal kanan ke depan
o Letakkan tangan kanan di kuadran kanan
atas di sebelah lateral sejajar terhadap otot rektus, anjurkan pasien untuk
nafas dalam
o Waktu puncak inspirasi tekanlah tangan
kanan anda dalam-dalam ke kuadran kanan atas, dibawah arcus costa &
cobalah untuk ”menangkap” ginjal di kedua tangan kanan & rasakan
bagaimana ginjal kembali ke posisi waktu ekspirasi, apabila ginjal terab
tentukan ukurannya, ada tidaknya nyeri tekan
o 2. Ginjal kiri :
o
Gunakan
tangan kanan untuk menyangga & mengangkat dari belakang
o
Tangan
kiri untuk meraba pada kauadran kiri atas, lakukan pemeriksaan seperti
pemeriksaan ginjal kanan
|
|
|
|
8
|
Perkusi :
·
Hepar :
o Garis midklavikula kanan mulai dari
bawah umbilikus keatas, sampai terdengar suara redup yang merupakan batas
bawah hepar
o Lakukan perkusi dari daerah paru ke
bawah untuk menetukan batas atas hepar, ukurlah berapa sentimeter tinggi
daerah redup hepar tersebut
·
Lien :
o
Perkusi
daerah intercosta terbawah di garis axilaris anterior kiri, kemudian minta
pasien untuk inspirasi panjang & lakukan perkusi lagi, jika lien tidak
membesar suara perkusi tetap timpani, apabila suara menjadi redup saat
inspirasi berarti ada pembesaran lien
o
Perkusi
lien dari berbagai arah, jika diketemukan daerah redup yang luas berarti
terdapat pembesaran lien
|
|
|
|
|
Tahap Terminasi
|
|
|
|
9
|
Mengevaluasi Respon pasien
|
|
|
|
10
|
Kontrak waktu
|
|
|
|
11
|
Mencuci tangan
|
|
|
|
|
Dokumentasi
|
|
|
|
12
|
Mendokumentasikan : hasil
& waktu pemeriksaan, nama & tanda tangan pemeriksa, respon pasien
saat & setelah pemeriksaan
|
|
|
|
|
Total
|
|
|
|
PEMERIKSAAN NEUROLOGI
1. Test Fungsi Cerebral/kortikal
a. Pemeriksaan tingkat kesadaran :
Menggunakan Glascow Coma Scale (GCS), berdasarkan
penilaian respon mata, bicara & motorik.
Aspek
|
Respon
|
Nilai
|
EYE
|
Membuka mata spontan
|
4
|
|
Membuka dengan verbal
|
3
|
|
Membuka dengan
rangsang nyeri
|
2
|
|
No respon
|
1
|
VERBAL
|
Orientasi baik
|
5
|
|
Membentuk kalimat tapi kacau (bingung)
|
4
|
|
Mampu mengucap kata tapi tidak dapat membentuk kalimat
|
3
|
|
Mengeluarkan suara, kata tidak berarti
|
2
|
|
No respon
|
1
|
MOTORIK
|
Gerakan sesuai perintah
|
6
|
|
Dapat menunjukkan rangsang sensori di kulit
|
5
|
|
Gerakan menarik diri dari nyeri
|
4
|
|
Gerakan fleksi abnormal
|
3
|
|
Gerakan
ekstensi abnormal
|
2
|
|
No respon
|
1
|
b. Orientasi terhadap orang, tempat &
waktu:
1) Mengkaji orientasi terhadap orang :
menanyakan namanya/respon membuka mata saat namanya dipanggil
2) Mengkaji orientasi terhadap tempat :
menanyakan alamat rumah, tempat sekarang berada (RS)
3) Mengkaji orientasi terhadap waktu :
menanyakan hari/tanggal, apakah siang/malam
c. Daya ingat (Memori) :
Ada 3 jenis memori menurut waktu retensinya, yaitu :
1) Immediate memory (segera setelah
kejadian),mis : menanyakan naik apa ke RS
2) Recent Memory (beberapa menit, jam &
hari setelah kejadian),mis : sebelum masuk RS apakah klien sudah makan
3) Remote memory / post memory (beberapa
tahun=jangka waktu lama),mis: klien lahir dimana
d. Kemampuan Bicara :
-
Kemampuan
menerima & menyampaikan informasi
-
Pemeriksaan
kemampuan menyampaikan informasi :Klien dianjurkan mengulangi kata/kalimat yang
diucapkan pemeriksa, dinilai apakah klien mampu mengucapkan dengan jelas
-
Pemeriksaan
kemampuan menerima informasi : Klien diminta untuk membaca kalimat kemudian
pemeriksa menanyakan maksud bacaan/ klien diminta menulis kata/kalimat yang
didiktekan pemeriksa, amati apakah klien dapat menulis dengan benar
2. Test Fungsi Motorik dan Fungsi Cerebelum :
- Test
keseimbangan :
Pasien disuruh berjalan lurus di jalan lintasan
- Test
keseimbangan koordinasi :
Pasien disuruh tunjuk hidung sendiri dan tunjuk
jari pemeriksa yang tepat berada di depan pasien secara bergantian terus
menerus
- Test
kekuatan otot/tonus otot :
Penilaian kekuatan otot dengan 2 cara :
-
Pemeriksa
menggerakkan ekstremitas pasien dan pasien mempertahankan nya
-
Pasien
menggerakkan ekstremitas pasien dan pemeriksa menahannnya
Penilaiannya menggunakan 6 penilaian /gradasi :
0
: Bila
tidak terlihat kontraksi otot
1
:
Terlihat kontraksi tetapi tidak ada gerakan pada sendi
2
: Ada
gerakan pada sendi tetapi tidak dapat melawan gravitasi
3
:
Bisa melawan gravitasi tetapi tidak dapat menahan/melawan tahananpemeriksa
4
:Bisa
bergerak melawan tahanan pemeriksa tetapi kekuatannya berkurang
5
:
Dapat melawan tahanan pemeriksa dengan kekuatan maksimal
|
|
Pencatatan hasil
pemeriksaan kekuatan otot adalah :
![]() |
3. Test Fungsi Sensori :
-
Tes
sensibilitas daerah dermatom
-
Alat yang
dipakai :
o
Jarum
tajam dan tumpul
o
Botol berisi air hangat dan dingin
o
Garpu
tala
-
Cara
pemeriksaan :
o
Tutup
mata pasien
o
Lakukan
tes sensibilitas terhadap rangsang panas,, dingin, getar, posisi tajam dan
tumpul mulai dari tangan sesuai dermatom
4. Test Fungsi Reflek :
1) Reflek Fisiologis :
- Reflek
kornea :
Menyentuhkan kapas pada limbus kornea mata kanan
dan pasien disuruh melirik kekiri,
begitu pula sebaliknya, kalau posistif mata pasien akan mengedip
- Reflek
pharing :
Pharing pasien digores dengan spatel di katakan
posistif bila reaksinya muntah, negatif bila pasien tidak muntah
- Reflek
cahaya :
Mata di beri sinar penligth/senter dari samping,
normalnya akan terjadi penyempitan dari
diafragma mata tersebut, pupil dari mata yang sebelah juga juga akan
menyempit
- Reflek
Biceps :
Mengetuk tendon otot triceps di daerah fossa
kubiti dimana lengan pada posisi fleksi
didaerah siku, positif bila terjadi kontraksi otot bisep dan gerakan
fleksi lengan bawah
- Reflek
Triceps :
Cara membangkitkannya dengan mengetuk tendon otot
tricep di daerah siku di mana lengan pada posisi fleksi di daerah siku. Positif
bila terjadi kontraksi otot tricep dan gerakan ekstensi lengan bawah.
- Reflek
Brachioradialis :
Mengetuk tendon otot brachioradialis di daerah
proksimal pergelangan tangan, hasil positif bila terdapat kontraksi otot
brachioradialis dan gerakan fleksi lengan bawah
- Reflek
Quadriceps :
Mengetuk tendon otot quadriceps didaerah lutut,
posisi tungkai fleksi sendi daerah lutut, hasil positif bila terjadi kontraksi
otot quadriceps di daerah achilles/gerakan ekstensi tungkai bawah
- Reflek
Gastroremeus :
Mengetuk tendon otot gastrocemeus di daerah
achiles, posisi tungkai sedikit fleksi di daerah lutut, hasil positif bila
terdapat kontraksi otot gastrocremeus/gerakan ekstensi kaki
2) Reflek Pathologis :
-
Reflek
Babinski
Menggores bagian lateral telapak kaki pasien dari
belakang ke depan, hasil positif bila terdapat dorsoekstensi ibu jari &
gerakan abduksi dari jari-jari lainnya
-
Reflek
Chaddock
Menggores bagian dorsoteral kaki pasien dari
belakang kedepan, hasil positif bila gerakan dorsoekstensi dari ibu jari &
gerakan abduksi dari jari-jari lainnya
- Test
rangsang Meningeal :
- Tes
kaku kuduk :
Klien berbaring tanpa bantal, lakukan fleksi leher
ke lateral terlebih dahulu lemudian lakukan fleksi leher mendekatkan dagu ke
sternum, positif bila kepala ikut terangkat leher tidak bisa fleksi

- Tanda
Kernig :
Ekstensi sendi lutut pada posisi fleksi sendi paha 90 derajat akan
menimbulkan nyeri sepanjang perjalanan
nervus ishiadicus


STANDART
OPERATING PROCEDURE ( SOP)
PEMERIKSAAN
NEUROLOGI
Nama Mahasiswa :……………………………………
No. Mahasiswa
:…………………………………...
No
|
Tindakan
|
NILAI
|
||
0
|
1
|
2
|
||
|
Tahap Pre Interaksi
|
|
|
|
1
|
Memvalidasi
catatan medis pasien
|
|
|
|
2
|
Cuci tangan
|
|
|
|
3
|
Mempersiapkan peralatan :
o Hamer reflek
o Penlight
|
|
|
|
|
Tahap Orientasi
|
|
|
|
4
|
Memberi salam
dan memperkenalkan diri
|
|
|
|
5
|
Menjelaskan
tujuan dan prosedur tindakan
|
|
|
|
6
|
Memberi kesempatan bertanya
|
|
|
|
|
Tahap Kerja
|
|
|
|
7
|
Tes Fungsi Cerebral :
- Pemeriksaan tingkat kesadaran (GCS)
- Pemeriksaan orientasi thd orang,waktu
& tempat
- Pemeriksaan memori
- Pemeriksaan kemampuan bicara
|
|
|
|
8
|
Test Fungsi Motorik dan Fungsi Cerebelum :
-
Test
keseimbangan
-
Test
keseimbangan koordinasi
-
Test
kekuatan otot/tonus otot
|
|
|
|
9
|
Test Fungsi Sensori
|
|
|
|
10
|
Test Fungsi Reflek :
Reflek Fisiologis :
·
Reflek
kornea :
Menyentuhkan kapas pada
limbus kornea mata kanan dan pasien
disuruh melirik kekiri, begitu pula sebaliknya.
·
Reflek
pharing :
Pharing pasien digores
dengan spatel
·
Reflek
cahaya :
Mata di beri sinar
penligth/senter dari samping, lihat
diafragma pupil kedua mata tersebut.
·
Reflek
Biceps :
Mengetuk tendon otot
triceps di daerah fossa kubiti dimana lengan pada posisi fleksi didaerah siku.
Reflek Pathologis :
-
Reflek
Babinski :
Menggores bagian lateral telapak kaki pasien dari belakang ke depan
-
Reflek
Chaddock :
Menggores bagian
dorsoteral kaki pasien dari belakang kedepan, hasil positif bila gerakan
dorsoekstensi dari ibu jari & gerakan abduksi dari jari-jari lainnya
|
|
|
|
11
|
Test rangsang Meningeal :
-
Tes
kaku kuduk :
Klien berbaring tanpa bantal, lakukan
fleksi leher ke lateral terlebih dahulu kemudian lakukan fleksi leher mendekatkan dagu ke sternum
-
Tanda
Kernig :
Ekstensi sendi lutut pada posisi fleksi
sendi paha 90 derajat
|
|
|
|
|
Tahap Terminasi
|
|
|
|
12
|
Mengevaluasi Respon pasien
|
|
|
|
13
|
Kontrak waktu
|
|
|
|
14
|
Mencuci tangan
|
|
|
|
|
Dokumentasi
|
|
|
|
15
|
Mendokumentasikan : hasil
& waktu pemeriksaan, nama & tanda tangan pemeriksa, respon pasien
saat & setelah pemeriksaan
|
|
|
|
|
Total
|
|
|
|
PEMERIKSAAN GENETALIA & ANUS
- Pemeriksaan
Genetalia :
1. Pemeriksaan Genetalia Pria :
- Inspeksi warna, kelembaban,
keutuhan,pembengkakan di daerah penis & testis
- Inspeksi introitus uretra lihat discarge
nanah
- Inspeksi corona glandis, lihat adanya
ulcus
- Palpasi kedua scrotum & preputium,
kaji adanya pembengkakan, fimosis & para fimosis
2. Pemeriksaan Genetalia perempuan :
-
Inspeksi
vagina secara keseluruhan adakah prolapsus uteri, benjolan kelenjar bartholin
-
Inspeksi
secret vagina :
o
Normal
jernih tidak gatal
o
Coklat
: Carsinoma,endometriosis
o
Putih
berbusa : tricomonas vaginalis
o
Kuning
kehijauan lengket : GO
- Pemeriksaan
Anus :
Inspeksi ekterna,fissura,fistula, keganasan
STANDART
OPERATING PROCEDURE ( SOP)
PEMERIKSAAN
GENETALIA
Nama Mahasiswa :……………………………………
No. Mahasiswa
:…………………………………...
No
|
Tindakan
|
NILAI
|
|||
0
|
1
|
2
|
|||
|
Tahap Pre Interaksi
|
|
|
|
|
1
|
Memvalidasi
catatan medis pasien
|
|
|
|
|
2
|
Cuci tangan
|
|
|
|
|
3
|
Mempersiapkan peralatan :
-
Handscoon
-
Lampu senter/lampu sorot
|
|
|
|
|
|
Tahap Orientasi
|
|
|
|
|
4
|
Memberi salam
dan memperkenalkan diri
|
|
|
|
|
5
|
Menjelaskan
tujuan dan prosedur tindakan
|
|
|
|
|
6
|
Memberi kesempatan bertanya
|
|
|
|
|
|
Tahap Kerja
|
|
|
|
|
7
|
Inspeksi :
1.
Pemeriksaan
Genetalia Pria :
- Inspeksi warna, kelembaban,
keutuhan,pembengkakan di daerah penis & testis
- Inspeksi introitus uretra lihat discarge
nanah
- Inspeksi corona glandis, lihat adanya
ulcus
- Palpasi kedua scrotum & preputium,
kaji adanya pembengkakan, fimosis & para fimosis
2.
Pemeriksaan
Genetalia perempuan :
- Inspeksi vagina secara keseluruhan
adakah prolapsus uteri, benjolan kelenjar bartholin
- Inspeksi secret vagina :
§ Normal jernih tidak gatal
§ Coklat : Carsinoma,endometriosis
§ Putih berbusa : tricomonas vaginalis
§ Kuning kehijauan lengket : GO
|
|
|
|
|
8
|
Palpasi
1.
Pemeriksaan
Genetalia Pria :
Palpasi kedua scrotum
& preputium, kaji adanya pembengkakan, fimosis & para fimosis
2.
Pemeriksaan
Genetalia perempuan :
-
Palpasi
pubis & labia mayora
-
Kaji
adanya bengkak, merah dan nyeri
|
|
|
|
|
|
Tahap Terminasi
|
|
|
|
|
9
|
Mengevaluasi Respon pasien
|
|
|
|
|
10
|
Kontrak waktu
|
|
|
|
|
11
|
Mencuci tangan
|
|
|
|
|
|
Dokumentasi
|
|
|
|
|
12
|
Mendokumentasikan : hasil
& waktu pemeriksaan, nama & tanda tangan pemeriksa, respon pasien
saat & setelah pemeriksaan
|
|
|
|
|
|
Total
|
|
|
|
|
PEMERIKSAAN EKSTREMITAS
- Ekstremitas
Atas :
Persiapan :
-
Posisi
pasien duduk
-
Anjurkan
pasien melepas perhiasan pada pergelangan tangan & jari-jari tangan dan
baju k/p
- Ekstremitas
Bawah
Persiapan :
-
Posisi
pasien duduk/berbaring
-
Anjurkan
pasien melepas/menggulung celana
STANDART
OPERATING PROCEDURE ( SOP)
PEMERIKSAAN
EKSTREMITAS
Nama Mahasiswa :……………………………………
No. Mahasiswa
:…………………………………...
No
|
Tindakan
|
NILAI
|
|||
0
|
1
|
2
|
|||
|
Tahap Pre Interaksi
|
|
|
|
|
1
|
Memvalidasi
catatan medis pasien
|
|
|
|
|
2
|
Cuci tangan
|
|
|
|
|
3
|
Mempersiapkan peralatan :
o
|
|
|
|
|
|
Tahap Orientasi
|
|
|
|
|
4
|
Memberi salam
dan memperkenalkan diri
|
|
|
|
|
5
|
Menjelaskan
tujuan dan prosedur tindakan
|
|
|
|
|
6
|
Memberi kesempatan bertanya
|
|
|
|
|
|
Tahap Kerja
|
|
|
|
|
7
|
Ekstremitas Atas :
-
Inspeksi :
·
Perhatikan
warna kulit, kekakuan sendi, kontraktur,
·
pembengkakan,injuri,benjolan
·
Perhatikan
jumlah,bentuk & posisi jari
·
Perhatikan
pertumbuhan & keadaan kuku
·
Perhatikan
kemampuan gerak sendi pergelangan tangan & jari-jari tangan
·
Bandingkan
kedua ekstremitas
Palpasi :
o
Kaji
suhu punggung tangan
o
Palpasi
sendi, ligamen, otot-otot & tendo pergelangan tangan
o
Lakukan
gerakan pasif pergelangan tangan & jari-jari, kaji rasa nyeri &
o
kekakuan
sendi
o
Bandingkan
kedua ekstremitas
|
|
|
|
|
8
|
Ekstremitas Bawah :
-
Inspeksi :
· Postur kolumna vertebra lumbal
· Warna kulit, injuri, dislokasi,
pembengkakan, inflamasi
· Perhatikan gerakan aktif (sendi panggul
& lutut)
· Bandingkan kanan & kiri
-
Palpasi :
· Perhatikan temperatur, pembengkakan,
sendi, tonus otot, nyeri tekan
· Perhatikan pulsasi (frekuensi&irama)
arteri femoralis,dorsalis
· pedis,tibia posterior
· Palpasi kelenjar limfe di inguinal
· Lakukan gerakan pasif di sendi
panggul&lutut
· Kaji adanya pitting oedema
|
|
|
|
|
|
Tahap Terminasi
|
|
|
|
|
9
|
Mengevaluasi Respon pasien
|
|
|
|
|
10
|
Kontrak waktu
|
|
|
|
|
11
|
Mencuci tangan
|
|
|
|
|
|
Dokumentasi
|
|
|
|
|
12
|
Mendokumentasikan : hasil
& waktu pemeriksaan, nama & tanda tangan pemeriksa, respon pasien
saat & setelah pemeriksaan
|
|
|
|
|
|
Total
|
|
|
|
|
0 komentar:
Posting Komentar