Jumat, 29 Mei 2015

Secara umum, Kode Etik tersebut berisi 7 Bab. Ketujuh bab tersebut dapat dibedakan atas tujuh bagian yaitu :
1.                       Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat (6 butir)
2.                       Kewajiban bidan terhadap tugasnya (3 butir)
3.                       Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya (2 butir)
4.                       Kewajiban bidan terhadap profesinya (3 butir)
5.                       Kewajiban bidan terhadap diri sendiri (2 butir)
6.                       Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa bangsa,dan tanah air (2 butir)
7.                       Penutup (1 butir)

BAB KE 3 KODE ETIK BIDAN

KEWAJIBAN BIDAN TERHADAP SEJAWAT DAN TENAGA KESEHATAN LAINNYA

1.                       Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk menciptakan             suasana kerja yang serasi
2.                       Dalam melaksanakan tugas kebidanan baik pemerintah/non pemerintah, jika ada                 sejawat yang berhalangan (cuti), bidan dapat saling menggantikan, sehingga tugas                   pelayanan tetap berjalan
3.                       Sesama sejawat harus saling mendukung, misalnya dengan mengadakan arisan,                  piknik bersama, mengunjungi teman yang sakit, memenuhi undangan perkawinan                   keluarga, khitanan
4.                       Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap                sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya
5.                       Dalam menetapkan lokasi BPS, perlu diperhatikan jarak dengan lokasi yang sudah                         ada
6.                       Jika mengalami kesulitan, bidan dapat salinng membantu dengan mengkonsultasikan            kesulitan kepada sejawat.
7.                       Dalam kerja sama antar teman sejawat, konsultasi atau pertolongnan mendadak                  hendaknya melibatkan imbalan yang sesuai dengan kesepakatan bersama

TANDA-TANDA BAHAYA/ KOMPLIKASI PADA IBU DAN JANIN SELAMA MASA KEHAMILAN
Kehamilan muda
A.    Abortus
1.      Abortus immminens.
Sering juga di sebut dengan keguguran membakat dan akan terjadi jika di temukan pendarahan pada kehamilan muda, namun pada tes kehamilan masih menunjukkan hasil yang positif. Dalam kasus ini keluarnya janin masih dapat di cegah dengan memberikan terapi hormonal dan antispasmodik serta istirahat.
2.      Abortus insipiens (keguguran sedang berlangsung)
Abortus ini terjadi apabila di temukan adanya pendarahan pada kehamilan muda di sertai dengan membukanya ostium uteri dan terabanya selaput ketuban. Penanganannya sama dengan abortus inkompletus.
3.      Abortus habitualis (keguguran berulang)
Pasien termasuk dalam abortus tipe ini jika telah mengalami keguguran berturut-turut selama lebih dari 3 kali.
4.      Abortus inkompletus (keguguran bersisa)
Tanda pasien dalam abortus tipe ini adalah jika terjadi pendarahan pervagina di sertai pengeluaran janin tanpa pengeluaran desidua atau plasenta.
5.      Abortus kompletus (keguguran lengkap)
Pada abortus jenis ini akan di temukan pasien dengan pedarahan pervagina di sertai dengan pengeluaran luruh hasil konsepsi (janin dan desidua) sehingga rahim dalam keadaan kosong.

B.     Kehamilan mola
Di sebut kehamilan anggur, yaitu adanya jonjot korion (chorionic filli) yang tumbuh berganda berupa gelembung-gelembung kecil yang mengandung banyak cairan sehingga menyerupai anggur atau mata ikan. Ini merupakan bentuk neoplasma trofoblas yang jinak (beningna).
Pasien dengan kehamilan jenis ini akan memiliki tanda dan gejala sbb:
1.      Pada anamnesis di temukan tanda dan gejala seperti berikut ini
a.       Terdapat gejala-gejala kehamilan muda yang lebih nyata dari kehamilannormal, misalnya mual muntah yang berlebihan.
b.      Kadang kala ada tanda toksemia gravidarum (pusing, gangguan penglihatan, dan tekanan darah tinggi).
c.       Terdapat pendarahan yang sedikit atau banyak, warna tengguli tua atau kecoklatan seperti bumbu rujak, tidak teratur.
d.      Pembesaran uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan.
e.       Keluar jaringan mola (seperti anggur) yang meruapakan diagnosis pasti, namun jaringan mola ini tidak selalu di temukan.
2.      Pada inspeksi di temukan gejala dan tanda sbb:
a.       Muka dan terkadang badan kelihatan lebih pucat atau kekuning-kuningan, yang di sebut muka mola (mola face).
b.      Jika gelembung mola samapai keluar, maka tanda ini akan kelihatan lebih jelas.
3.      Pada palpasi di temukan tanda dan gejala sbb:
a.       Uterus membesar tetapi tidak sesuai dengan usia kehamilan yang seharusnya.
b.      Tidak teraba bagian-bagian pallottement janin dan gerakan janin.
c.       Adanya fenomena harmonika, yaitu tinggi fundus uteri yang turun ketika darah dan gelembung mola keluar, namun akan naik kembali karena terkumpulnya mola dan darah baru.
4.      Pada auskultasi di temukan tanda dan gejala sbb:
a.       Tidak terdengar DJJ.
b.      Terdengar bising dan bunyi has.
5.      Pada tes kehamilan di temukan kadar HCG yang tinggi
6.      Pada pemeriksaan dapat di temukan tanda dan gejala sbb:
a.       Rahim lebih besar
b.      Konsistensi lebih lembek.
c.       Tidak ada bagian-bagian janin.
d.      Terdapat pendarahan.
e.       Teraba jaringan dikanalis servikalis dan vagina
7.      Uji sonde
Di lakukan dengan metode acosta sison. Sonde (penduga rahim) di masukkan secara perlahan-lahan dan hati-hati ke dalam kanalis servikalis dan kavum uteri.
8.      Pada fotorontgn abdomen tidak terlihat adanya kerangka janin (pada usia kehamilan lebih muda dari 3 bulan kehamilan).
9.      Pada pemeriksaan USG di temukan adanya gambaran badai salju (gambaran khas pada kehamilan mola) dan tidak terlihat adanya janin.

C.     Kehamilan ektopik
Di namakan kehamilan ini jika kehamilan dengan hasil konsepsi tidak berada di dalam endometrium uterus. Keadaan ini meningkat menjadi kehamilan ektopik tergantung pada usia kehamilan lebih dari 10 minggu.
Diagnosis dan gejala-gejala klinis yang biasanya di temui adalah sbb:
1.      Pada anamnesis di temukan tanda dan gejala amenore serta keluhan hamil muda dan gejala hamil lainnya.
2.      Pada kehamilan ektopik terganggu jika terjadi abortus tuba, maka kemungkinan keluhan tidak begitu berat hanya ada rasa sakit di perut dan pengeluaran darah pervagina, yang kadang di kacaukan oleh diagnosis abortus biasa.
3.      Perasaan nyeri dan sakit yang tiba-tiba di perut seperti di iris-iris dengan pisau di sertai dengan muntah dan bisa sampai jatuh pinsan.
4.      Tanda-tanda akut nyeri abdomen adalah sbb:
a.       Nyeri tekan yang hebat.
b.      Muntah, gelisah, pucat, dan anemis.
c.       Pada pemeriksaan tanda vital di dapat denyut nadi yang kecil dan halus, serta tekanan darah yang rendah sampai tidak terukur.
5.      Nyeri bahu karena adanya rangsangan ke diafragma.
6.      Terdapat tanda culle, yaitu adanya warna biru lebam pada linea alba atau sekitar pusat.
7.      Pemeriksaan dalam di dapati adanya tanda-tanda berikut:
a.       Adanya nyeri goyang korsio
b.      Douglas crise.
c.       Kavum douglas terasa menonjol.
d.      Teraba massa retrouterin
8.      Pervagina keluar desidual case.
9.      Pada pemeriksaan palpasi dan perkusi terdapat tanda-tanda pendarahan intra abdominal.
10.  Pada pemeriksaan Hb serial (di periksa setiap 1 jam) di dapati penurunan kadar Hb, selain itu terjadi juga leukositosis.
11.  Kuldosntesis (doblas fungsi)
a.       Bertujuan untuk mengetahui adakah darah dalam kavum doblas.
b.      Bila keluar darah tua berwarna coklat sampai hitam yang tidak membeku atau hanya bekuan kecil-kecil di atas kain kasa maka hal ini di katakan positif (fibrinasi), dan menunjukkan adanya hematoma retroterin.
12.  Cara lain yang dapat di lakukan untuk mendiagnosis kehamilan ektopik terganggu adalah dengan pemeriksaan diagnostik laparaskopi dan USG.

Hiperemesis gravidarum
Hiperesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan sehingga menimbulkan ganguan aktivitas sehari-hari dan bahkan dapat membahayakan kehidupan. Faktor-faktor yang dapat menimbulkan hiperemesis adalah sebagai berikut.
1.      Kemungkinan vili korialis masuk kedalam darah.
2.      Adanya faktor alergi.
3.      Adanya faktor predisposisi.
4.      Adanya faktor psikologis.
Hiperemesis gravidarum memiliki gejala-gejala yang berbeda sesuai dengan tingkatnya. Berikut adalah uraian mengenai gejala hipermesis gravidarum berdasarkan tingkat keparahannya.
1.      Tingkat 1
a.       Mual muntah terus-menerus hingga memengaruhi keadaan umum,terjadi dehidrasi.
b.       Tekanan darah menurun, denyut nadi meningkat, dan dapat disertai dengan naiknya suhu tubuh.
c.       Nyeri epigastrium.
2.      Tingkat 2
a.       Dehidrasi bertambah.
b.      Gangguan sirkulasi darah.
c.       Gangguan metabolisme.
3.      Tingkat 3
a.       Dehidrasi makin berat
b.      Mual muntah berhenti.
c.       Terjadi pendarahan dari esopagus dan retina.
d.      Gangguan fungsi lever yang terus meningkat.
e.       Penurunan kesadaran.

f.       Gangguan saraf berupa ensefalopati wernickle
Ruang Lingkup Praktik Kebidanan

       I.            RUANG LINGKUP DAN SASARAN
A.    Pengertian
Ruang Lingkup Praktik Kebidanan adalah batasan dari kewenangan bidan dalam menjalankan praktikan yang berkaitan dengan upaya pelayanan kebidanan dan jenis pelayanan kebidanan.
Praktek Kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan dalam memberikan pelayanan terhadap terhadap klien dengan pendekatan manajemen kebidanan. Manajemen Kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis.
Meliputi : Asuhan mandiri / otonomi pada anak wanita, remaja putri dan wanita dewasa sebelum dan selama kehamilan dan selanjutnya.
·          Definisi secara umum : Ruang Lingkup Praktek Kebidanan dapat diartikan sebagai luas area praktek dari suatu profesi.
·          Definisi secara khusus : Ruang Lingkup Praktek Kebidanan digunakan untuk menentukan apa yang boleh/tidak boleh dilakukan oleh seorang bidan.
·         Ruang Lingkup Praktek Kebidanan menurut ICM dan IBI
Ruang Lingkup Praktek Kebidanan meliputi asuhan :
a.       Asuhan mandiri (otonomi) pada anak perempuan, remaja putri dan wanita dewasa sebelum, selama kehamilan dan selanjutnya.
b.       Bidan menolong persalinan atas tanggung jawab sendiri dan merawat BBL.
c.       Pengawasan pada kesmas di posyandu (tindak pencegahan), penyuluhan dan pendidikan kesehatan pada ibu, keluarga dan masyarakat termasuk: (persiapan menjadi orang tua, menentukan KB, mendeteksi kondisi abnormal pada ibu dan bayi).
d.       Konsultasi dan rujukan.
e.       Pelaksanaan pertolongan kegawatdaruratan primer dan sekunder pada saat tidak ada pertolongan medis.



B.     Kerangka Kerja dalam Pelayanan

KEPMENKES RI No 900/MENKES/SK/II/2002
2)        Standar Pelayanan Kebidanan
3)        Kode Etik Profesi Bidan
4)        Kepmenkes No 369/Menkes/SK/III/2007

C.    Lingkup Praktek Kebidanan meliputi Pemberian Asuhan pada :
Bayi baru lahir (BBL), bayi, balita, anak perempuan, remaja putri, wanita pranikah, wanita selama masa hamil, bersalin dan nifas, wanita pada masa interval dan wanita menopause.
Filosofi
Filosofi Kebidanan: keyakinan yang dianut oleh bidan dan dijadikan sebagai panduan yang diyakini dalam memberikan asuhan kebidanan. Filosofi memberikan dasar pada bidan berupa kepercayaan dalam bentuk asuhan yang mencirikan suatu keyakinan dan telah diakui sebagai suatu praktik kebidanan.
Standar Praktik Kebidanan (SPK)
SPK  à  Bersifat nasional (standar nasional)
      à   Dibuat oleh organisasi Profesi
Ruang lingkup praktek kebidanan meliputi standar minimal yang telah ditentukan dalam SPK


Kompetensi bidan di Indonesia (IBI)
a.       Kompetensi utama bidan meliputi pengetahuan, keterampilan, dan prilaku yang harus dimiliki oleh seorang bidan dalam melaksanakan praktik kebidanan secara aman dan bertanggung jawab.
b.      Ruang Lingkup Praktik Kebidanan mencakup dua kategori:
1.      Kompetensi inti/utama
2.      Kompetensi lanjutan à pengembangan dari pengetahuan dan keterampilan dasar untuk mendukung tugas bidan dalam memenuhi tuntutan masyarakat yang dinamis.
Tempat praktik kebidanan
Tempat praktik kebidanan sangat bervariasi dan mempengaruhi Ruang Lingkup Praktik Kebidanan berhubungan dengan kebijakan tempat dan area tempat praktik tersebut.
Hubungan kolaborasi
a.       Sesuai dengan peran dan fungsi bidan sebagai pelaksana
è Tugas kolaborasi
è Tugas rujukan
b.      Hubungan kemitraan
Kebutuhan masyarakat
a.          Ruang Lingkup Praktik Kebidanan berkembang sesuai dengan pengembangan             pengetahuan dan teknologi masyarakat, globalisasi, adat, nilai masyarakat       berubah
b.         Streotipe masyarakat  tentang bidan
Pelayanan berdasarkan populasi dari klien
a.     Ruang Lingkup Praktik Kebidanan
b.    Bertamabah jumlah dan jenis klien
c.     Dampak cause of care
d.    Bertambah pengetahuan, keterampilan dan lamanya pengalaman bidan
e.     Perubahan undang-undang baru



Pengalaman dan filosofi personal bidan
a.     Pengalaman dapat mempersempit dan memperluas Ruang Lingkup Praktik       Kebidanan
b.    Filosofi personal bidan bersifat individual selama dengan filosofi kebidanan     secara umum. Filosofi personal mempengaruhi keterampilan dan bentuk praktik        yang dipilih oleh bidan.
II.  LAHAN PRAKTIK PELAYANAN DAN SASARAN
A.  Praktik Kebidanan
Adalah penerapan ilmu kebidanan dalam memberikan pelayanan terhadap terhadap klien dengan pendekatan manajemen kebidanan.Seorang bidan dapat memberikan pelayanan kebidanan ditempat pelayanan kesehatan, seperti puskesmas dan rumah sakit dan tempat kesehatan lainnya.
B.   Lahan Praktik kebidanan : meliputi berbagai tatanan pelayanan
·                 BPS/ di rumah
·                 Masyarakat
·                 Puskesmas
·                 Polindes/PKD
·                 RS/RB
·                 Balai Pengobatan (BP) : dokter, perawat
·                 RB/BPS (Bidan Praktik Swasta)
·                 Bidan di Desa
·                 RS (swasta/pemerintah)
·                 Klinik dan unit kesehatan lainnya
C.   Sasaran pelayanan kebidanan :
·                 Individu
·                 Keluarga
·                 Masyarakat, meliputi :
·           Anak-anak perempuan
·           Remaja putri
·           WUS (wanita usia subur)
·           Wanita hamil
·           Ibu Bersalin
·           Ibu nifas dan menyusui
·           Bayi Baru Lahir (BBL)
·           Bayi dan Balita
·           Keluarga, kelompok dan  masyarakat
·           Ibu/wanita dengan sistem reproduksi
Sasaran pelayayanan kebidanan: individu, keluarga & masyarakat yang meliputi : upaya, pencegahan, penyembuhan & pemulihan:
D.  Kewenangan Yang Bisa Dilakukan Oleh Bidan Dalam Menjalankan Praktik Kebidanan

1.         Lingkup pelayanan kebidanan kepada anak meliputi :
a.         Pemeriksaan bayi baru lahir
b.        Perawatan tali pusat
c.         Perawatan bayi
d.        Resusitasi pada bayi baru lahir
e.         Pemantuan tumbuh kembang anak
f.         Pemberian imunisasi
g.        Pemberian penyuluhan
(KEPMENKES RI No 900 pasal 18)
2.         Lingkup pelayanan kebidanan kepada wanita meliputi :
a.    Penyuluhan dan konseling
b.    Pemeriksaan fisik
c.    Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
d.   Pertololongan pada kehamilan abnormal yang mencakup ibu hamil dengan abortus imminens, hipertensi gravidarum tingkat I, preeklamsi ringan dan anemi ringan.
e.    Pertolongan persalinan normal
f.     Pertolongan persalinan normal yang mencakup letak sungsang, partus macet kepala didasar panggul, ketuban pecah dini tanpa infeksi, perdarahan post partum, laserasi jalan lahir, distosia karena inersia uteri primer,postterm, dan preterm.
g.    Pelayanan ibu nifas normal
h.    Pelayanan ibu nifas abnormal yang meliputi retensio plasenta, renjatan dan infeksi ringan
i.      Pelayanan dan pengobatan pada klien ginekologis yang meliputi keputihan, perdarahan tidak teratur, dan penundaan haid.
(KEPMENKES RI No 900 pasal 16)
Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 berwenang untuk:
1.    Memberikan imunisasi
2.    Memberikan suntikan pada penyulit kehamilan, persalinan dan nifas.
3.    Mengeluarkan plasenta secara normal
4.    Bimbingan senam hamil
5.    Pengeluaran sisa jaringan konsepsi
6.    Episiotomi
7.    Penjahitan luka episiotomi dan luka jalan lahir sampai tingkat II
8.    Amniotomi pada pembukaan serviks lebih dari 4 cm
9.    Pemberian infus
10.                        Pemberian suntikan intramuskuler uterotonika, antibiotika dan sedative
11.                        Kompresi bimanual
12.                        Versi ekstrasi gemelli pada kelahiran bayi ke-II dan seterusnya.
13.                        Vacum ekstrasi dengan kepala bayi di dasar panggul
14.                        Pengendalian anemia
15.                        Meningkatkan pemeliharaan dan pengeluaran ASI
16.                        Resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia
17.                        Penanganan hipotermi
18.                        Pemberian minum dengan sonde atau pipet
19.                        Pemberian obat-obatan terbatas melalui lembaran permintaan obat
20.                        Pemberian surat keterangan kelahiran dan kematian
21.                        Memberikan obat dan alat kontrasespi oral, suntikan, alat kontrasepsi dalam       rahim,alat kontrasepsi bawah kulit dan kondom
22.                        Memberikan penyuluhan dan konseling pemakaian KB
23.                         Melakukan pencabutan alat kontrasepsi dalam rahim
24.                        Melakukan pencabutan alat kontrasepsi bawah kulit tanpa penyulit
25.                        Memberikan konseling untuk pelayanan kebidanan, KB dan kesehatan masyarakat.


Design by Kesehatan Kita |Theme by Abank Jack